Oleh: Said Edy Wibowo *)
SEMOGA kabar saudaraku baik lantaran kesehatan jiwa, pikiran dan raga yang terawat dengan baik. Jiwa, pikiran dan raga adalah milik kita satu-satunya yang melekat erat ke manapun dan bagaimana pun kondisi kita. Karena itu, merawat jiwa, pikiran dan raga agar tetap sehat tidak akan pernah sia-sia. Terkait pikiran saya, saya cukup terganggu. Gangguan pikiran itu dipicu sebuah kabar mengenai Ketua Satgas Covid-19 Indonesia Doni Monardo yang dikabarkan positif Covid-19.
Pikiran saya terganggu lantaran pertanyaan soal kegunaan protokol kesehatan. Mereka yang disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak dan menghindari kerumunan masih terpapar virus, lantas bagaimana yang tidak patuh pada protokol kesehatan? Apakah bisa tertular?
Namun, gangguan pikiran ini tidak berlangsung lama. Terpaparnya mereka yang disiplin dengan protokol kesehatan tidak menjadi alasan saya mengendorkan disiplin untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Merawat kesehatan jiwa, pikiran dan raga adalah upaya menyeluruh untuk menjaga imunitas tubuh agar tetap baik dan sehat. Tetap tenang, hening dan responsif baik untuk kesehatan jiwa.
Menjaga keseimbangan informasi dan bersikap kritis terhadap segala sesuatu baik untuk kesehatan pikiran. Aktivitas fisik teratur baik untuk kesehatan raga kita. Teman dekat saya yang aktivis kuliner kerap menyatakan dan mengandung kebenaran. Beberapa rekomendasi yang bisa menjadi pilihan jenis makanan untuk menaikkan imunitas tubuh dalam keseharian kita. Mulai putih telur, ikan laut, daging, sampai dengan minum wedang hangat dari jahe, sere, kunyit bahkan dicampur minyak kayu putih bisa jadi pilihan untuk menjaga imunitas. Namun pola hidup sehat dan makan teratur bahkan tanpa diet tetap sangatlah penting bagi daya tahan tubuh dan kesehatan.
Soal tidak kendornya disiplin protokol kesehatan, meskipun ada fakta mereka yang begitu disiplin masih saja terpapar Covid-19, tentu disadari atau tidak, ada beberapa titik lemah yang membuat kita lengah sehingga penularan Covid-19 terjadi. Apa saja kira-kira titik lemah yang mengakibatkan penularan Covid-19? Pertama, titik lengah penularan virus Covid-19 ada ditempat kerja, sekolah atau tempat umum seperti makan bersama teman, lift dengan banyak orang, foto bersama tanpa masker, rapat atau belajar kelompok, antrean, transportasi umum, tempat wudhu bahkan kamar mandi umum. Kedua, titik lengah yang menimbun penularan itu ada di lingkungan sosial diantaranya makan bersama di luar rumah, tempat ibadah tanpa menjalankan protokol kesehatan, menghadiri pesta, menghadiri acara pernikahan juga menghadiri pemakaman. Pada titik lengah ini secara tidak sengaja kita melepas masker dan kontrol akan protokol kesehatan terlupa, sehingga disinilah tempat terjadinya penularan virus, sebab saat berkumpul kita tidak menyadari dan merasa semua orang sehat-sehat saja.
Lalu, edukasi apa yang mestinya kita berikan dalam titik lemah yang mengakibatkan penularan dan apa yang harus kita lakukan dalam mengurangi penularan Covid-19? Kuncinya, jangan pernah lengah, teruslah berusaha dimanapun dan kemanapun selalu memakai masker, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, selalu menjaga jarak berinteraksi, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas. Dengan selalu disiplin menjaga protokol kesehatan, insyaallah kita semua akan terhindar dari bahaya virus corona. Aamiin.
Salam Tangguh!!
*) Penulis adalah Duta Perubahan Perilaku Pencegahan Covid-19 Guru MAN 5 Bojonegoro.