BOJONEGORO – Terdapat beberapa proyek bangunan mangkrak hanya nampak besi berkarat menancap di tanah, lokasinya berada di sepanjang jalan wilayah Kecamatan Malo – Kasiman, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Dan ternyata bukan merupakan temuan baru melainkan sejak tahun 2021 lalu kondisinya masih sama tidak ada perubahan dan terkesan diabaikan.
Terkait temuan proyek mangkrak bahkan tak terurus bahkan membahayakan masyarakat khususnya para pengguna jalan yang melintas di sana, Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Drs H Budi Irawanto, M.Pd, turut angkat bicara dan meminta pertanggungjawaban kepada OPD yang menangani agar segera melakukan tindakan.
“Tahun 2021 lalu, saat melintas di sini saya menyempatkan turun dan melihat secara langsung proyek ini. Ternyata di awal tahun 2023 kembali saya lewati, kondisinya masih sama tidak berubah, bahkan sekarang tanahnya sudah banyak yang longsor,” ujar mas Wawan sapaan akrab Wabup Bojonegoro dengan nada geram.

“Di mana tanggungjawab mereka yang diberikan tugas. Kalau profesional tidak begini caranya,” katanya.
Wabup Bojonegoro berharap kepada aparat penegak hukum (APH) agar segera mengambil tindakan terhadap kondisi tersebut. “Entah yang salah penyedia/kontraktor maupun dinas yang menangani, harus dicari sampai tuntas”.
“Dan kalau memang ada unsur penyelewengan anggaran harus diusut dan ditangkap pelakunya, agar tidak main-main dengan uang negara,” tegas mas Wawan.
Menurutnya, dalam proses pembangunan itu yang paling utama yakni perencanaan yang terkonsep dengan baik. “Bukan asal-asalan, ini pemerintahan membangun pun menggunakan uang negara yang bersumber dari pajak masyarakat. Selama ini, kesannya kok Pokok’e proyek”.
Mas Wawan tak hentinya mengingatkan kepada seluruh kontraktor/penyedia yang menjadi menjadi rekanan Pemkab Bojonegoro. Apabila memiliki semangat untuk turut membangun, berikan yang terbaik, dan meneliti sebelum mengikuti lelang dan mengerjakan proyek.
“Nilainya diteliti terlebih dahulu, kalau tidak rasional sebaiknya jangan diikuti atau jangan dikerjakan. Kalau memang nantinya tidak ada yang berminat pasti akan ada koreksi perbaikan dalam perencanaan anggaran. Selanjutnya, panitia juga begitu, lalau menentukan penyedia pemenang juga harus teliti, yang kompeten tidak terus asal-asalan,’ pesannya.
“Sudah ngerti nilainya jelek/tidak rasional, masih saja diambil dan memaksakan diri untuk mengerjakan. Muncul alasan karena tidak mencukupi anggarannya dan lokasinya sulit dijangkau, akhirnya yang ada proyeknya mangkrak tidak selesai dan tinggalkan,” pungkas Wabup Bojonegoro. (Cipt/red)