JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan banyak manfaat yang didapat jika perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Perempuan akan memberikan nilai tambah baik di bidang sosial, ekonomi, politik, dan juga bagi keluarganya.
Menkeu melanjutkan, studi McKinsey menunjukkan, apabila perempuan diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki, maka dunia akan mendapatkan nilai tambah manfaat hingga USD28 Triliun. Nilai ini hampir 20 kali GDP Indonesia atau 26% ekonomi dunia akan jauh lebih besar.
“Jadi kita kalau melihat perempuan laki dan memberdayakan serta kemudian memberi kesempatan yang sama, sebetulnya kita memberikan manfaat tidak hanya kepada perempuan dan anak-anak ini supaya dia menjadi manusia yang punya kepercayaan diri, mampu memiliki peranan yang optimal bagi dirinya sendiri maupun keluarganya, dan tentu bagi masyarakat, serta bagi negaranya, namun sebetulnya kita juga sedang menginvestasikan sebuah perubahan yang luar biasa,” ungkap Menkeu pada Bincang Kartini Masa Kini G20 “Woman in Inclusive Economy” secara daring, Kamis (21/04).
Perempuan karena memiliki kemampuan, dalam hal ini ditakdirkan, untuk bisa reproduksi, hamil, dan melahirkan, artinya ia memiliki peranan pertama dalam keluarga. Menurut Menkeu, jika perempuan berpendidikan, memiliki kepercayaan diri, dan punya pengetahuan, maka ia akan menjadi sekolah yang penting dan berkualitas dalam pembentukan awal dari generasi tersebut.
“Jadi betapa pentingnya kalau perempuan itu memiliki kemampuan, dia tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, tapi dia punya potensi yang bisa menimbulkan atau membangun sebuah generasi yang akan makin baik, yang jauh lebih baik juga. Nah inilah pentingnya perempuan,” tandas Menkeu.
Untuk itu dalam kesempatan Presidensi G20 Indonesia, Menkeu mengatakan bahwa topik mengenai gender equality turut menjadi pembahasan kaitannya dengan peranan perempuan di bidang ekonomi atau usaha kecil dan menengah serta memberdayakan perempuan di bidang ekonomi digital. Bahkan dalam finance track juga dikaji mengenai kebijakan perpajakan terhadap gender. (*/kemenkeu/red)