BOJONEGORO – Tradisi lebaran diberbagai daerah memang berbeda. Tergantung dari mana mereka berasal dan dimana mereka tinggal. Di berbagai daerah Jawa Timur ada banyak tradisi lebaran yang sangat disukai bocah-bocah kecil seperti di wilayah Bojonegoro yakni Berburu Sangu Riyayan.
Saat lebaran pertama setelah Sholat Idul Fitri, sang bocah harus meminta maaf kepada keluarga dan tetangga kanan kiri. Merekapun biasanya terlihat bersama temannya datang dari rumah ke rumah di lingkungannya untuk memohon maaf kepada yang lebih tua, ada yang datang bersama keluarga, namun banyak juga yang beramai-ramai sesama teman sebayanya. Umumnya mereka berusia sekolah dasar.
Tak hanya sungkem dan meminta maaf, mereka juga berburu Sangu Riyayan dihari penuh kebahagiaan ini. Setelah memohon maaf, biasanya sang tuan rumah memberikan mereka uang pecahan baru dari Rp. 2000, Rp. 5000, Rp. 10.000 ataupun Rp. 20.000. Namun tak semua rumah memberikan Sangu Riyayan, tergantung sang tuan rumah. Si bocah kecilpun terus berpindah dari rumah satu ke rumah lainnya untuk terus berburu Sangu Riyayan.
Bagi anak-anak, hari yang paling ditunggu setiap Lebaran adalah berburu sangu ini, karena mereka bisa mendapatkan uang-uang baru yang nanti bisa digunakan untuk membeli jajanan, mainan hingga uang saku sekolah setelah liburan.
Tradisi inipun sepertinya berbeda nama diberbagai wilayah, ada yang menyebutnya Angpao juga Salam Tempel di wilayah Sumatera. Di Malang budaya ini dinamakan Galak Gampil, sementara di Jawa Tengah tradisi ini disebut Fitrah. Tapi tradisi ini sepertinya juga tak hanya diburu bocah-bocah, orang dewasa di Bojonegoro juga melakukan halnya yang sama dengan berburu Tunjangan Hari Raya (THR), parcel atau sekedar bingkisan.(BK)