BOJONEGORO – Puluhan warga masyarakat dari Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, Kamis, 18/5/23, mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (PU SDA) Kabupaten Bojonegoro, guna mengembalikan patok tanah karena merasa tersinggung dan belum mendapat kejelasan.
Diketahui, warga masyarakat di Desa Ngelo tersebut merupakan wilayah terdampak Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Bendungan Karangnongko, da tetap mendukung program pemerintah. Namun, tidak dapat menerima apabila hanya diberikan ganti untung terhadap hak atas tanah, sawah, pekarangan, serta rumah yang selama ini ditempati.
Warga masyarakat Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo ini, lebih memilih selain ganti untung juga direlokasi agar tetap dapat menjalani kehidupan di tanah kelahiran yang merupakan peninggalan leluhur.
Data yang dihimpun, ada sekira 1.000 patok tanah yang saat ini dikembalikan oleh warga masyarakat Desa Ngelo, ke Kantor PU SDA dan 100 biji dibawa ke kantor DPRD Kabupaten Bojonegoro.
Widodo (55) warga RT 02 RW 03 Dusun Jeruk, Desa Ngelo, mengatakan, kedatangannya ke sini bukan menolak program pemerintah. Namun, hanya untuk mengembalikan patok yang tiba-tiba berada di wilayahnya.
“Katanya saat sosialisasi dijelaskan akan datang ke rumah-rumah dan melihat surat-surat yang dimiliki warga, dan selanjutnya mengukur. Kenapa, tiba-tiba mengirim patok, sedangkan kami ini masih butuh penjelasan secara detail,” katanya.
“Intinya kami ke sini mengembalikan patok bukan menolak program pemerintah, dan kami butuh kejelasan tentang nasib kami ke depan,” ungkapnya.
Sebagai warga masyarakat terdampak, menginginkan kejelasan terkait dengan tuntutan yang telah disampaikan. “Tuntutan kami, selain diberikan ganti untung juga diberikan ganti lahan. Tapi sampai saat ini belum ada kejelasan,” ujar Widodo.
Di tempat yang sama, Ani (47) warga Desa Ngelo juga mengungkapkan kekecewaan terhadap bupati Bojonegoro. “Kami ini butuh kejelasan, bagaimana tentang ganti lahan dan sebagainya juga belum ada jawab”.
Ia menjelaskan, bahwa pada pertemuan hari Rabu, 17/5/23 kemarin bupati Bojonegoro menyatakan tidak ingin bedol deso. “Bupati juga bilang, bahwa desa Ngelo ini harus diukur, kalau dihalang-halangi proyek ini bisa gagal atau tidak jadi,” ucap Ani menirukan.
“Secara jujur kalau kami diomongi proyek bendungan tidak jadi, justru malah senang, dan sejujur-jujurnya kami hidup di Ngelo itu sudang nyaman, kami bahagia, tidak pernah kekurangan pangan, intinya kami tidak pernah kelaparan,” tegasnya.
“Sebenarnya saat pertemuan kemarin kami ikut, namun belum sempat menyampaikan ke warga terkait bupati Bojonegoro marah, dan warga melihat hal tersebut dari media online, akhir warga tersinggung,” pungkasnya. (Cipt)