BOJONEGORO – Minggu, 26/7/20, Menggeliatnya wabah bersepeda saat ini, tidak hanya digemari laki-laki dan perempuan dewasa. Semua kalangan hingga anak-anak semua mengikuti tren olahraga gowes bahkan ada juga yang memunculkan inovasi dan modifikasi membuat sepeda.
Olahraga merupakan salah satu rutinitas manusia agar tubuh bertambah sehat dan bugar. Sejak awal munculnya pandemi Corona Virus Disease (COVID-19) bersepeda menjadi pilihan dan alternatif berolahraga yang paling nyaman bagi kebanyakan orang.
Baca juga: https://kabarpasti.com/bukan-regulasi-pajak-sepeda-kemenhub-siapkan-regulasi-keselamatan-pesepeda/
Data yang dihimpun awak media kabarpasti.com, hampir semua toko sepeda khususnya di kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, kehabisan dagangan. Selain itu, bagi penggemar sepeda juga banyak yang memodifikasi sepeda bekas, sehingga toko pun kuwalahan menyediakan onderdil yang dibutuhkan.

Ada juga yang berinovasi kreatif. Umumnya rangka sepeda yang terbuat dari bahan besi bahkan alumunium, di tengah keramaian saat orang berolahraga di alun-alun Bojonegoro. Tampak seorang menggunakan sepeda dari kayu, sontak membuat orang-orang mendekat dan tak sedikit yang berfoto dan mencoba sepeda kayu.
Baca juga:https://kabarpasti.com/75-pelanggar-ditindak-di-hari-ketiga-ops-patuh-semeru-2020/
Pesepeda antik tersebut bernama, Exson Dwi Sulaksono, asal Desa Genjor, Kecamatan Sugihwaras. Guna mengikuti tren bersepeda dirinya memilih untuk membuat sepeda sendiri dengan bahan dari kayu.
Exson merupakan salah satu seniman Bojonegoro yang tak berhenti berinovasi kreatif. Dirinya lebih memilih membuat sepeda, daripada hanya sekedar memodifikasi sepeda bekas, terlebih untuk membeli sepeda baru.
Saat ditemui awak media ini, Exson yang datang ke alun-alun Bojonegoro bersama rekan-rekan klub sepeda Nyasar (nyari sarapan), mengungkapkan bahwa ide membuat sepeda kayu ini muncul karena sepeda menjadi olahraga yang digemari banyak orang. Di samping itu, juga memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah.
“Saya membuat sepeda kayu seperti ini, sebab kebetulan orangtua memiliki usaha jual beli barang antik, seperti lesung, kursi, krakal, dan banyak lainnya,” terangnya.
Baca juga: https://kabarpasti.com/bangkitkan-pariwisata-bojonegoro-siapkan-adaptasi-kebiasaan-baru/
Dirinya menjelaskan, pembuatan sepeda kayu seperti ini, membutuhkan waktu selama dua pekan, dengan biaya sekira Rp. 4.000.000,-.
Lebih lanjut Exson mengatakan, 5 hari yang lalu sepeda kayu ini baru saja jadi, dan telah dilakukan ujicoba. “Sudah saya coba keliling desa, dan ke beberapa tempat, ternyata nyaman saat diayuh”.
“Mumpung hari Minggu, sengaja sepeda kayu ini, saya pakai gowes bersama teman-teman menuju alun-alun Bojonegoro,” imbuhnya.
Hingga saat ini, Exson masih menikmati sepeda kayu buatannya itu. Sesekali ada yang menanyakan harga, dirinya menjawab belum ada niat untuk menjual, namun jika ada yang berminat dapat memesan langsung, pungkasnya. (lud/red)
Monggo Yg mauorder😂
ordernya kemana?