BOJONEGORO – Pembangunan Saluran Drainase Jalan Jono – Sugihwaras Desa Belun, Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro dikeluhkan warga setempat. Pasalnya proyek yang dibiayai APBD Bojonegoro tahun ini pasca pemasangan U-Ditch dan penutupnya dibiarkan begitu saja dan belum dilakukan pengurugan dan perataan antara bahu jalan dan halaman warga, sehingga semua aktivitas keluar masuk warga di sepanjang saluran sangat terganggu.
Pantauan media ini dilokasi, ada yang terasa aneh dari pekerjaan proyek saluran drainase yang menghubungkan dua desa dan kecamatan ini. Ketinggian saluran sangat terlihat janggal karena berada jauh diatas jalan yang sudah ada, padahal menurut beberapa warga sekitar lokasi, tak pernah mengalami banjir ataupun terjadi genangan.
“Tak ada urgensinya mbangun saluran disini Mas, karena gak pernah banjir,” ungkap Ja’far (40 tahun) warga Desa Jono, Senin (30/8/2021).
Menurutnya, proyek yang tak segera kelar ini sangat menggangu aktifitas hariannya, karena mulai dibangun bulan Juli lalu kendaraan roda empat miliknya sudah tak bisa keluar. Ja’far mengaku hanya menggunakan sepeda motornya saat keluar untuk bekerja dan beraktivitas.
Senada disampaikan Ja’far, seorang warga Desa Belun Kecamatan Temayang, Nurhadi (55 tahun) juga merasa jengkel dengan kontraktor yang tak segera meratakan tanah dikanan kiri drainase yang dibangun.
“Akhirnya saya ya ngurug sendiri, soalnya tinggi banget dari jalan, aneh saja ya masa saluran air ada diatas jalan, sementara disini juga gak pernah banjir,” ungkap pria ini.
Berdasar informasi LPSE Kabupaten Bojonegoro, proyek APBD tahun 2021 saluran drainase ini dikerjakan oleh CV. Berkat Bersama dari Bojonegoro dengan Pagu sebesar Rp. 172, 3 juta dengan harga negosiasi Rp. 166,5 juta. (cipt/red)