BOJONEGORO – Madu memiliki berbagai khasiat dan manfaat bagi tubuh manusia. Bahkan kekhasiatan madu ini telah ditulis di dalam kitab suci Al Quran. Namun sayangnya tingkat konsumsi madu masyarakat Indonesia masih terbilang sangat rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga.
Untuk menghasilkan madu dibutuhkan sejumlah besar koloni lebah. Setiap koloninya memiliki satu ratu lebah, ribuan pekerja, dan ribuan lebah jantan. Lebah-lebah ini dapat menghasilkan madu dari nektar tanaman atau tanaman yang mereka hinggapi. Tumbuhan atau tanaman merupakan sumber pakan utama bagi tanaman. Jika tanaman sudah mekar atau panen, maka madu juga siap untuk panen. Selain madu, lebah juga menghasilkan propolis, royal jelly, bee pollen, dan bee wax.
Pagi ini di sebuah halaman rumah di Desa Sidobandung, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro tampak seorang pemuda dan bapak-bapak dengan telaten mengecek satu persatu kotak penangkaran lebah madunya. Sekaligus melihat kondisi jumlah koloni lebah, apakah madu sudah mulai memenuhi sisir-sisir didalam kotak penangkaran.
Mas Wahyu Setiawan adalah pemuda pemilik budidaya lebah madu ini. Dirinya memiliki penangkaran dibeberapa tempat yang di kelola banyak orang.
“Yang di Sidobandung ini ada sekitar 130 kotak budidaya, masing-masing kotak terdiri dari tujuh sisir sebagai tempat koloni yang bisa menghasilkan madu,”ujar pria yang pernah nyaleg DPR RI ini.
Menurutnya, lokasi ini sengaja diambil untuk budidaya karena cocok dan sesuai dengan kondisi yang diminati oleh habitat lebah madu dari spesies Apis Mellifera.
Masih menurut Mas Wahyu, Lebah Madu jenis Apis Mellifera merupakan lebah budidaya paling unggul. Selain menghasilkan madu yang melimpah, lebah jenis ini juga sangat jinak (tidak mudah melawan/menyengat) dan relatif mudah pemeliharaannya.
“Beternak lebah Apis Mellifera sangat menarik, karena kita akan bergerak dari satu tempat ke tempat lain mengejar musim bunga tanaman sebagai pakan lebah. Karena itu pula madu yang dihasilkan jenis lebah ini sering diambil pada musim bunga di daerah, semisal pohon randu, jagung, rumput liar dan lainnya,”tuturnya melanjutkan.
Proses pemanenan madu harus pada waktu yang tepat agar hasilnya memuaskan. Pemilihan waktu yang tepat akan memaksimalkan kuantitas dan kualitas madu. Jika salah memilih waktu panen, kemungkinan besar jumlah madu yang bisa dihasilkan sangat minim bahkan kosong karena madu akan dimakan anakan lebah.
Untuk target 130 kotak, madu yang dihasilkan dari budidaya dilokasi ini, bisa mencapai minimal 300 – 400 liter dengan kualitas dan kuantitas yang maksimal. Sementara harga madu jenis ini mulai 100 ribu hingga 200 ribu. “Semoga budidaya ini juga bisa ditiru dan dikembangkan ditempat lain oleh mereka yang berminat,”pungkasnya. (Kust/Red)