BOJONEGORO – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Bojonegoro pada Senin(9/12/19) melakukan silaturahmi ke kantor Pimpinan Daerah Muhammadiyah(PDM) Bojonegoro yang berada di kompleks Masjid At Taqwa.
Ketua FKUB, KH. Alamul Huda datang bersama rombongan didampingi sekretaris dan beberapa anggota disambut Ketua PDM Drs. H. Suwito, didampingi sekretaris, seluruh pimpinan 13 dan ketua Aisiyah.
Beberapa program FKUB yang disampaikan dalam forum silaturahmi ini diantaranya adalah keinginan Bojonegoro mempunyai Desa Pancasila lintas agama seperti yang ada di Lamongan. “FKUB lagi bersilaturrohim ke berbagai Ormas yang ada di Bojonegoro,” tutur Kiai Huda.
Menurut Kiai Ponpes Al Rosyid ini, demi memudahkan kordinasi FKUB telah dibentuk 5 zona, adapun peran forum tetap sebagai mediator ketika terjadi konflik umat beragama. “Intinya kami memohon dukungan kepada semua ormas, utamanya PDM disini untuk terus mewujudkan Bojonegoro yg rukun,”jelasnya.
Pada prinsipnya PDM menyambut baik keinginan FKUB untuk menjadikan Bojonegaro sebagai barometer kerukunan umat beragama di Jawa Timur.
Suwito menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai bagian dari bangsa akan tetap senantiasa berkhidmat kepada bangsa. “Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh KH. Ahmad Dahlan selaku pendiri persyarikatan ini,”tegas nya.
Masih menurut Ketua PDM, Muhammadiyah masih meyakini bahwa pendidikan tetap menjadi bagian penting bagi upaya mencerdaskan kehidupan umat.
“Dengan pendidikanlah akan lahir sosok yang mencintai negerinya, seperti lahirnya tokoh-tokoh nasional yang berkontribusi besar terhadap negeri,” tuturnya.
Beliau mencontohkan lahirnya Panglima Besar Jendral Sudirman selaku Bapak TNI, para perumus dan pendiri bangsa, Kasman Singodimedjo, KH. Kahar Muzakkir. Ada Ir. H. Juanda dengan gagasan cemerlangnya Wawasan Nusantara, kendati dipisahkan dengan lautan, namun Indonesia tetap dalam satu kesatuan. Presiden dan Bapak pembangunan kita Soeharto, seperti halnya Amien Rais sebagai Bapak Reformasi dan bahkan Presiden pertama kita Soekarno yang juga dibesarkan oleh tokoh Muhammadiyah.
Selain menyambut baik keinginan FKUB, Muhammadiyah juga tetap akan berupaya maksimal agar kerukunan umat beragama dan intern umat beragama tetap tercipta di Bojonegoro melalui da’wah bil hikmah wal mauidhotil hasanah.
Bagi Muhammadiyah Pancasila sebagai dasar negara adalah konsensus bersama yang lahir dari nilai-nilai budaya adiluhung, sehingga tak perlu dipersoalkan dan diperdebatkan. Karena dengan menjadikan Pancasila sebagai nilai yang mengilhami seluruh gerak bangsa, tentu akan melahirkan kerukunan umat beragama.
Rencananya kegiatan silaturahmi FKUB dalam upaya menjaga kerukunan ini tidak hanya berhenti di Muhammadiyah saja, melainkan akan dilakukan pada berbagai organisasi masyarakat di wilayah Kabupaten Bojonegoro.(Kust/Red)