BOJONEGORO – Akibat molornya pencairan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) menjadi beban bagi Pemerintah Desa (Pemdes), seperti yang terjadi di salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Belum cairnya anggaran BKK tahap ke dua yang digunakan untuk pengaspalan jalan itu tak hanya dikeluhkan Kepala Desa (Kades) dan Pemdes Purwoasri. Namun sejumlah warga di desa tersebut bahkan hampir pasrah dengan kondisi jalan saat ini.
“Ya beginilah pak, kondisi jalan di sini separuh nglenyer separuh rusak, nggak ngerti kapan akan diselesaikan, tergantung pak lurah. Padahal desa Purwoasri beberapa waktu lalu juga menerima penghargaan lomba video jalan nglenyer,” ujar warga ramai-ramai di sebuah warung kopi, Rabu, 25/5/22.
“Mau dikerjakan atau tidak, warga manut saja. Kondisi ini lebih parah lagi kalau setelah hujan, sepanjang jalan persis sungai. Beberapa waktu lalu setelah ada orang jatuh, juga diberi tambahan urugan,” ungkap warga.
Terpisah, terkait kondisi jalan yang rencana dikerjakan menggunakan anggaran BKK, saat ditemui awak media kabarpasti.com di ruang kerjanya, Kades Purwoasri, H Imam Muhajir mengungkapkan bahwa permasalahan tersebut akibat pencairan anggarannya hanya satu tahap yakni 50 persen atau senilai Rp. 1.536.602.897,12.
“Seandainya anggaran BKK dicairkan langsung 100%, kemungkinan tidak akan timbul masalah seperti itu,” ujarnya.
Di samping menjadi keluhan dan permasalahan, dengan molornya pencairan anggaran BKK tahap ke dua, justru menjadikan pembengkakan biaya. Kades Purwoasri juga mengatakan, beberapa hari yang lalu, juga telah dibelanjakan beskos tujuh rit untuk menutup gelombang/lubang, namun kondisi jalan masih dan kembali seperti itu.
Hingga saat ini, belum ada signal bahkan tanda-tanda pencairan BKK tahap ke dua. Padahal sesuai mekanisme setelah pencairan tahap pertama kemudian pelaksanaan, selanjutnya dilakukan monitoring evaluasi pihak DPU Bina Marga, Inspektorat, dan pihak Kecamatan. “Setelah monev, berdasarkan mekanisme Pemdes mengajukan proposal pencairan,” terangnya.
“Sejak bulan Januari 2022 lalu, kita sudah mengajukan proposal pencairan BKK tahap II, namun hingga kini belum terealisasi. Untuk pengerjaan lapisan bawah kita sudah selesaikan secara tuntas 100%,” terang Imam Muhajir.
“Total pengaspalan jalan yang dilakukan dengan anggaran BKK di desa Purwoasri yakni sepanjang 2100 meter, namun baru kita kerjakan 50 persen di tahap awal yakni 1.050 meter,” tegasnya.
Ia berharap, Pemkab Bojonegoro segera merealisasikan anggaran BKK tahap ke dua, agar pengaspalan jalan di desa Purwoasri segera dapat dikerjakan secara tuntas dan menghasilkan kualitas jalan yang bagus, dan dapat memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat, pintanya di akhir.
Data yang diperoleh media ini, Desa Purwoasri, Kecamatan Sukosewu ini memperoleh BKK yang bersumber dari P-APBD Kabupaten Bojonegoro T.A 2021, senilai Rp. 3.073.205.794,23 dengan jenis kegiatan pengaspalan jalan. (Cipto)