BOJONEGORO – Penyediaan air bersih di Kabupaten Bojonegoro mempunyai peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat serta mempengaruhi berkembangnya perekonomian seiring meningkatnya kebutuhan air untuk, rumah tangga, industri, pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Terkait tata kelola penggunaan air ini, tentu perlu pemikiran karena berbagai permasalahan pokok yang dihadapi Kabupaten Bojonegoro, mulai dari pelayanan dan pengelolaan air bersih yang perlu ditingkatkan, kualitas dan kwantitas air yang sangat fluktuatif pada musim hujan maupun kemarau, teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan, mengingat kualitas air baku yang cenderung makin menurun, hingga dilakukakan upaya eksplorasi untuk menemukan sumber mata air baru.
Mempertimbangkan berbagai permasalahan tersebut, Dinas PU SDA Pemkab Bojonegoro menggelar “Seminar Tata Kelola Air Dan Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Secara Terpadu” yang dirangkai dengan Penandatanganan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Gongseng” pada Jumat, (23/10/2020) di Aula Gedung Angling Dharma Pemkab Bojonegoro.
Turut hadir Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah sebagai nara sumber, Kepala BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Bengawan Solo Agus Rudyanto, Kepala Bakorwil Bojonegoro Dyah Ayu Ermawati, Forkopimda, Sekda Nurul Azizah, Dirut Perhutani Bojonegoro, Dirut PDAM Bojonegoro, Kepala OPD, Camat, Kades, NGO, Dan Kelompok Hippam.
Kepala BBWS Bengawan Solo Agus Rudyanto menyampaikanbahwa di tahun 2020 ini Kabupaten Bojonegoro terdapat 32 lokasi yang mendapatkan bantuan program P3-TGAI (Pelaksanaan Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi).
“Diantara Kabupaten di hilir Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro yang paling banyak mendapatkan bantuan,” terang Agus.
Menurut Agus, tentu itu karena berkat koordinasi serta komunikasi yang terjalin baik antara Pemkab Bojonegoro dengan BBWS Bengawan Solo.
Lebih lanjut, Bendungan Gongseng yang berada di Kecamatan Temayang, Bojonegoro dibangun pada tahun 2014, dan progress pembangunannya sudah hampir selesai, sehingga nanti di bulan Mei-Juni 2021 bisa dilakukan pengisian. Rencananya pada bulan Desember 2021 nanti akan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Sebagai informasi, Bendungan Gongseng bisa menampung volume hingga 22 juta m³ air dengan tinggi 34 meter, serta bisa mengairi lahan pertanian seluas 6200 hektare. Selain bisa berfungsi sebagai pasokan air lahan pertanian, juga bisa sebagai wisata di Bojonegoro kedepan.
Sementara Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah menyampaikan bahwa terealisasinya percepatan pembangunan Bendungan Gongseng ini semata bukan karena faktor anggaran atau soal ada tidaknya ahli bendungan, namun soal koordinasi dan komunikasi yang intens dari berbagai pihak.
“Ada jalan keluar menjawab tantangan-tantangan hingga akhirnya komitment Pemkab Bojonegoro dalam pembangunan Bendungan Gongseng bisa terwujud sekarang ini,” terang Bupati.
Lanjut Bupati, program ini sungguh diharapkan, karena adanya Bendungan Gongseng, selain mengairi lahan pertanian yang tidak dijangkau Waduk Pacal dan Bengawan Solo, masyarakat juga sudah lama menunggu. Bupati juga merespon, di tahun 2021 ke depan, selain adanya Bendungan Gongseng (primer), juga akan dilanjutkan pembangunan saluran sekunder dan tersier.
Bupati Bojonegoro optimis jika bulan Mei-Juni sudah bisa diisi pelan-pelan sehingga sudah bisa digunakan untuk mengairi lahan pertanian. Sehingga adanya Bendungan Gongseng ini, sebelumnya setahun hanya tanam 2 kali nanti bisa bertambah menjadijadi tiga kali. Mengakhiri kegiatan seminar, selanjutnya dilakukan penanda tanganan Rencana Tindak Darurat (RTD) Bendungan Gongseng.(*/red)