BOJONEGORO – Jembatan penghubung antar desa – antar kecamatan menjadi sarana penting bagi mobilitas penduduk di sebuah wilayah. Apalagi berbagai potensi sekitar sebagai sumber kehidupan masyarakat ada di sana. Sebagai akses transportasi pertanian, perkebunan hingga memperpendek jarak tempuh pelayanan warga desa menuju sebuah kecamatan bahkan kabupaten.
Adalah Jembatan Swadaya yang berada diatas Kali Gandong yang menghubungkan Desa Ngrejeng, Kecamatan Purwosari dan Desa Mojodelik di Kecamatan Gayam yang dibangun sekitar tahun 2008 ini sudah terlihat menua dan mengkhawatirkan bagi penggunanya.
Jembatan dengan panjang 40 meter dan hanya berlebar 1,8 meter ini dibuat murni dengan swadaya masyarakat sekitar ditahun pembuatannya. Jembatan besi dengan gelagar kayu ini sudah terlihat lapuk dimakan usia, penjepit gelagar juga nampak ditali dibeberapa titik dengan kawat dan bambu agar tetap bisa dilewati, meski hanya kendaraan roda dua dan pejalan kaki.
Sutrisno (46) salah satu warga Desa Ngrejeng mengaku prihatin dengan kondisi jembatan yang sudah tua dan tak layak ini.
“Usianya sudah 13 tahunan, diberi nama swadaya karena memang murni dari swadaya warga sini,” terang pria ini kepada kabarpasti.com, Sabtu (6/2/2021).
Menurutnya, semenjak dibangun sama sekali belum ada sentuhan pemerintah, meski jembatan tersebut adalah akses antar desa dan antar kecamatan. Sutrisno mengaku prihatin dengan kondisi jembatan yang sudah makin rusak karena dimakan usia ini.
“Kita berharap ada sentuhan pemerintah, agar tak membahayakan dan tentu manfaatnya bagi kelancaran akses pertanian dan pergerakan warga semakin mudah,” harapnya.
Dari pantauan media ini, lalu lalang kendaraan roda dua tanpa henti yang diikuti suara gelagar kayu yang gembrombyang (bising) saat kendaraan mintas. Rata-rata mereka memilih akses terdekat menuju Gayam maupun Purwosari baik itu petani maupun warga yang lain.
Sementara itu, Arif Andika sebagai Kepala Desa Ngrejeng mengungkapkan jika memang Jembatan Swadaya ini sudah lama dan harusnya dilakukan perbaikan.
“Terus terang untuk membangun jembatan ini menjadi lebih baik butuh dana besar, dan desa belum mampu menganggarkan,” tuturnya.
Pihaknya juga berharap pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro untuk bisa memasukkan Jembatan ini sebagai prioritas pada rencana pembangunan daerah agar manfaatnya bisa segera dirasakan penduduk antar desa-antar dua kecamatan ini. (bk)