BOJONEGORO – Puluhan peserta Seleksi Rekruitmen Perangkat Desa (Perades) Ngraho Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mendatangi Polres Bojonegoro mengadukan dugaan pelanggaran dan kecurangan dalam proses pelaksanaan rekruitmen Perades yang digelar di SMPN Gayam pada Selasa, 3 Nopember 2020 lalu.
Mereka datang ke Mapolres Bojonegoro dengan membawa dokumen dan berkas-berkas pendukung aduan. Polisi yang sedang bertugas membawa mereka ke Ruang SPKT Polres dan rombongan segera menyampaikan beberapa berkas dugaan pelanggaran dan kecurangan yang terjadi selama proses tahapan pelaksanaan Seleksi Perades Ngraho, Kecamatan Gayam.
Salah satu perwakilan pelapor, Ghozali menyampikan bahwa semua temuan data laporan sudah disampaikan kepada polisi diantaranya berkas dugaan soal tidak adanya MoU antara Panitia dan Pihak Ketiga dari Universitas Narotama, adanya nilai yang diduga berubah hingga dugaan permainan uang dalam meloloskan salah satu peserta menjadi perangkat Desa.
“Kami sudah sampaikan semua laporan ke Polisi, ada banyak item yang kami anggap sebagai bentuk dugaan pelanggaran,” terang Ghozali di depan ruang SPKT Polres Bojonegoro, Jum’at (6/11/2020).
Sementara yang menanda tangani pengaduan kecurangan ini sebanyak 29 peserta yang berasal dari Desa Ngraho. Kesemuanya adalah peserta seleksi Perades yang mengikuti tes tulis ujian Perades pada formasi Jabatan Sekretaris Desa, Kasi Kesra, Kasi Perencanaan dan Kasi Pelayanan.
Sebelumnya sempat beredar kabar terjadinya permainan uang sebelum pelaksanaan tes tulis, salah satu peserta konon dimintai uang sebanyak Rp 300 juta, oleh seorang oknum melalui sambungan telepon, namun peserta ini tidak bisa memenuhi, karena hanya memiliki uang Rp150 juta. Dari situlah, berbagai dugaan muncul adanya upaya yang tidak benar dalam seleksi Perangkat di Desa Ngraho.
Kepada pihak aparat kepolisian, para pelapor meminta segera ada tindak lanjut dan para peserta yang sudah bertandatangan dalam pengaduan selalu siap jika sewaktu-waktu dimintai keterangan oleh kepolisian.
“Karena kami menginginkan keterbukaan sesuai yang disampaikan oleh Kades dan panitia, namun setelah adanya temuan dugaan kami juga meminta agar adanya bukti keterbukaan tersebut,” ungkap Ghozali yang di amini peserta yang lain.
Puluhan peserta ini sangat berharap dengan temuan dan dugaan ini, jika nanti terbukti adanya penyimpangan maupun kecurangan apalagi jika dengan menggunakan uang, maka hasil dari pelaksanaan seleksi tes Perades Ngraho harus dianulir. (cipt/red)
Ki desaku lur…