BOJONEGORO – Pandemi Covid-19 masih saja belum beranjak pergi yang membuat semua aktivitas warga harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk pencegahan pandemi, tetap dengan protokol kesehatan, mencuci tangan dengan air mengalir, menjaga jarak dan memakai masker.
Seperti aktivitas yang dilakukan warga Desa Sidorejo, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro saat menggelar tradisi tahunan yang tak bisa ditinggalkan yakni Sedekah Bumi, Senin (27/7/2020) di sebuah Pepunden Sumur Pudak desa setempat.
Pandemi Covid-19 mengharuskan warga desa ini menjalankan ritual sedekah bumi dengan sangat sederhana. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya yang harus berarak-arakan dengan membawa gunungan hingga seremonial acara yang padat dan lama yang ditutup dengan hiburan meriah Seni Tayub.
Baca Juga : https://kabarpasti.com/musim-panen-padi-petani-beralih-gunakan-combine-harvester-dan-blower/
Meski tak nampak meriah, tradisi turun-temurun ini masih begitu sakral dan khidmat dalam do’a dan rasa syukur atas nikmat bumi dari Allah SWT yang telah diberikan semua warga desa.
Sri Murtianingrum sebagai Kepala Desa mengaku berdasar Musyawarah Desa kegiatan ini tetap harus digelar meski sesederhana mungkin karena kondisi wabah Covid-19.
“Kita bersyukur dan berdo’a kepada Allah SWT masih diberikan kesehatan dan rizki sehingga kita bisa melakukan sedekah bumi,” terang Ningrum.
Berita Terkait : https://kabarpasti.com/bangkitkan-pariwisata-bojonegoro-siapkan-adaptasi-kebiasaan-baru/
Kades perempuan ini juga mengajak kepada seluruh warganya untuk berdo’a agar pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan masyarakat segera bisa melakukan aktivitas seperti sediakala. Sri Murtianingrum juga mengingatkan kepada semua untuk tetap mengedepankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 dalam semua aktivitas warga, mulai mencuci tangan dengan air mengalir, menggunakan masker hingga menjaga jarak dalam berinteraksi.
Seperti diketahui, tradisi Sedekah Bumi di desa ini adalah agenda tahunan warga setempat yang digelar pada Hari Senin Wage tiap bulan Besar ( hari-bulan Jawa-red) ditiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur kepada nikmat bumi yang sudah diterima semua warga. (cipt)