BOJONEGORO – Menjadi salah satu dari ratusan anggota di WhatsApp Grup Jurnalis dan inFOrmasi, Selasa, 28/9/21, Samudi yang juga menjabat sebagai Kepala Desa (Kades) Kepohkidul, Kecamatan Kedungadem, diperiksa sebagai saksi atas perseteruan antara Anna Muawanah (Bupati Bojonegoro) dengan Budi Irawanto (Wakil Bupati Bojonegoro).
Perseteruan Anna Muawanah (Bupati Bojonegoro) dengan Budi Irawanto (Wakil Bupati Bojonegoro) terjadi pada saat membahas data Covid-19 di tengah penerapan PPKM Darurat. Dan saat ini telah menjadi peristiwa hukum.
Hal tersebut menyusul aduan Carrine Irawan Kumalasari putri pertama dari Budi Irawanto dengan dugaan pelecehan atau pencemaran nama baik keluarganya yang dilakukan Anna Muawanah melalui percakapan yang di kirim di WhatsApp Grup pada tanggal 5-6 Juli 2021 lalu.
Dihubungi awak media kabarpasti.com Samudi membenarkan, telah memenuhi panggilan unit 4 Satreskrim Polres Bojonegoro, guna penyelidikan atas aduan yang dilayangkan Carrine Irawan Kumalasari.
“Saya diberi 26 pertanyaan seputar perseteruan Anna-Wawan oleh petugas dari unit 4 Satreskrim Polres Bojonegoro, sebab saya juga berada dalam WhatsApp grup jurnalis dan informasi,” katanya.
Saat percakapan di grup WhatsApp tersebut membahas terkait data Covid-19 di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Terlebih banyaknya masyarakat yang resah dengan adanya data zona merah. “Ada kesan Pemkab menutupi sebaran data, korban meninggal dunia akibat terkonfirmasi positif tidak sesuai dengan yang ada di lapangan,” ujar Samudi.
Dari banyaknya pasien kasus terkonfirmasi positif Covid-19 meliputi yang dirawat, sembuh hingga meninggal dunia, sejumlah masyarakat mempertanyakan sistem penanganannya melalui WhatsApp Grup Jurnalis dan inFOrmasi. Namun yang muncul justru percakapan dan perseteruan antara Anna Muawanah (Bupati Bojonegoro) dengan Budi Irawanto yang berujung pengaduan ke Polisi, jelasnya.
“Kedua pemimpin saat itu yang semestinya bersinergi dalam upaya penangan Covid-19, justru bupati Bojonegoro Anna Muawanah bersitegang dan melontarkan tulisan atau kalimat yang sifatnya sangat pribadi bahkan seharusnya tidak harus diketahui publik (sosial media), dan sepertinya sangat tidak pantas,” imbuh Samudi.
Samudi Kades Kepohkidul yang juga berada di dalam grup tersebut menyayangkan perseteruan yang dilakukan keduanya. Di mana seluruh lapisan masyarakat merasakan dampak akibat pandemi Covid-19, justru bupati dan wakil bupati mempertontonkan perihal yang tidak menarik.
Di akhir dirinya menjelaskan, di sela-sela perseteruan saat percakapan di WhatsApp grup Jurnalis dan inFOrmasi, juga banyak anggota yang berkomentar dan berupaya menengahi. Samudi pun juga turut melontarkan komentar yang ditulis dan ditujukan kepada keduanya.
yo wis ndang di dongakno waras kabeh ndang ditemoni karo omong sing apik apik koyo layak e pemimpin bojonegoro.. aku ae nik padu karo bojoku saiki japrinan mergo isin konangan anak ku… wis ngunu thok. Komentar Samudi kala itu. (Cipto)