BOJONEGORO – Awal puasa ramadhan 1442 Hijriyah atau tahun 2021 Masehi, saat ini dilaksanakan secara serentak umat muslim di negara kesatuan republik indonesia pada tanggal 13 April 2021. Hal itu disampaikan oleh Kementerian Agama RI setelah menggelar sidang isbat.
Masih seperti tahun 2020 lalu, di mana pelaksanaan ibadah puasa pada tahun ini (2021) bersamaan dengan adanya pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan menjadi salah satu hal yang wajib diwaspadai.
Kasus terpapar atau konfirmasi positif Covid-19 di sebagian wilayah indonesia tercatat masih tinggi. Tak terkecuali di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang hingga saat ini masih mengalami penambahan pada setiap hari (Update Data dari Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 di Kabupaten Bojonegoro).
Bulan suci ramadhan 2021 disambut secara berbeda oleh sebagian masyarakat di Kabupaten Bojonegoro. Nampak, dari mulai membersihkan dan menyemprot cairan disinfektan ke tempat ibadah (masjid, mushala) hingga mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan agar semua tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) guna mencegah penularan Covid-19.
Sejak senja di hari Senin(12/4), umat muslim telah bersiap mengikuti pelaksanaan shalat tarawih pertama yang akan digelar di masing-masing mushala dan masjid. Anak-anak, remaja, dewasa hingga orangtua, penuh rasa bahagia menyambut kedatangan bulan suci ramadhan 1442 Hijriyah.
“Meskipun masih ada pandemi Covid-19, sepertinya masyarakat sangat sadar dan waspada terhadap hal itu. Buktinya, seluruh warga yang mengikuti shalat tarawih di mushala, tetap menerapkan prokes,” ujar Ketua RT 16 Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kec/Kab. Bojonegoro.
Sutrisno (44) selaku Ketua RT setempat tak hentinya mengimbau kepada seluruh warga agar tetap menjaga serta mencegah penularan Covid-19. Dengan menerapkan 5 M, yakni menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mencuci tangan, memakai masker, dan mengurangi mobilitas (tidak bepergian).
Seperti halnya yang selalu disampaikan Kepala Desa Campurejo, Edi Sampurno, S.Sos, bahwa dampak akibat wabah Virus Corona yang melanda dunia sejak pertengahan bulan Maret tahun 2020 lalu, sangat dirasakan, khususnya bagi masyarakat di desanya.
Pada pekan awal setelah ditetapkan adanya pandemi Covid-19 (20/3/20), di Desa Campurejo terdapat sejumlah warga terpapar yang dirawat hingga meninggal dunia. Menurut Edi, hal ini menjadi perhatian khusus, agar dalam penanganan di tengah masyarakat tidak muncul kepanikan.
“Kami (Pemdes) bersama relawan yang ada di desa, tetap waspada dan siaga dalam menangani pandemi sampai kasus konfirmasi positif, dengan cara dan strategi pendekatan kemanusian dan sosial kemasyarakatan, agar tidak gegabah dan tidak panik,” ujarnya.
Sebagai Ketua relawan percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Desa Campurejo, dirinya juga berpesan melalui tokoh agama, ulama masjid dan mushala, agar selalu menerapkan disiplin protokol kesehatan. Terlebih pada saat menjalankan ibadah shalat, sesuai anjuran pemerintah.
“Alhamdulillah masyarakat menyambut bulan suci ramadhan dengan baik, dan dapat melaksanakan ibadah sesuai anjuran pemerintah dengan menerapkan protokol kesehatan saat shalat di masjid dan mushala,” tuturnya.
Beberapa pekan yang lalu, pemerintah juga telah mengeluarkan larangan mudik lebaran idul fitri tahun 2021 seperti tahun sebelumnya. Sebagai langkah serta tindaklanjut upaya memutus mata rantai penyebaran Virus Corona. Oleh karena itu, diharapkan seluruh masyarakat dapat menyampaikan kepada saudara, kerabat agar bersama mematuhi.
Edi menambahkan, agar masyarakat dapat menjaga kesehatan, kebersihan lingkungan, serta mematuhi protokol kesehatan, sehingga dapat menjalankan ibadah dengan nyaman selama bula suci ramadhan.
“Marhaban yaa ramadhan 1442 hijriyah, selamat menunaikan ibadah puasa ramadhan, marilah bersama-sama meraih kebaikan agar pandemi Covid-19 segera berakhir,” pungkas Edi Sampurno. (Cipto)