BOJONEGORO – Menjelang Bulan Bung Karno pada Juni 2021 ini, Komunitas Ngobrol Pintar (Ngopi), LBH Kinasih, Forum Jokowi Jatim dan Media Indo Swara menggelar diskusi bertema “Quo Vadis Pemikiran Soekarno Dan Nasionalisme bertempat di K’Noman Park, Bojonegoro, Minggu (30/5/2021).
Sebagai pembicara dalam Ngobrol Pintar ini diantaranya adalah Budi Irawanto, Wabup Bojonegoro, Yuska Harimurti, Koordinator Gusdurians Jatim, Henky Kurniadi, Pengamat Budaya Jatim dipandu oleh Aven Januar, Forum Jokowi Jatim dan Imam Mukhlas GK, Pengamat Budaya Bojonegoro.
Imam Mukhlas yang juga Ketua LBH Kinasih ini menyampaikan jika ruang diskusi perlu terus dihidupkan untuk kembali membahas gagasan-gagasan Bung Karno saat ini.
“Diskusi dan ngobrol pemikiran Soekarno sengaja kita gelar ditengah nasionalisme yang terus terdegradasi, juga menjelang bulan Bung Karno ini,” ungkapnya.
Menurutnya, generasi muda perlu tahu dan paham pemikiran Bung Karno yang hingga kini terus hidup ini. Ketua LBH Kinasih mengatakan jika diskusi-diskusi menarik lain akan terus digelar komunitasnya sebagai ajang memupuk nasional yang kian meluntur.
Sementara, Yuska Harimurti selaku Koordinator Gusdurians Jatim fokus pada pemikiran Soekarno dalam Pancasila.
“Nilai-nilai keagamaan dalam Pancasila begitu penting bagi Indonesia,” ungkap mantan Aktivis ini.
Yuska mengatakan jika Pancasila adalah filter bagi ideologi-ideologi baru yang masuk ke negara kita. Bagaimana sejarah para tokoh nasionalis terbahas gayeng dalam diskusi ini. Diantaranya adalah tiga tokoh pergerakan nasional yang pernah serumah, Soekarno, Semaoen dan SM Kartosoewirjo.
Begitupun Wakil Bupati Bojonegoro Drs. H. Budi Irawanto, M. Pd menuturkan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan ini sebagai masukan positif.
“Semoga kepemimpinan Soekarno bisa di refleksikan pada Kabupaten Bojonegoro, kritik dan saran sangat penting bagi kami, terus lakukan hal yang baik selagi bisa dan konsisten,” harap Mas Wawan, Wakil Bupati Bojonegoro.
Gayengnya diskusi terlihat dengan berbagai pertanyaan menarik yang dilontarkan oleh para peserta, baik tokoh politik, budayawan dan mahasiswa yang menambah pengkayaan khasanah diskusi menjadi masukan bagi semua pihak dalam menumbuhkan implementasi gerakan nasionalisme saat ini. (cipt)