Oleh: Nico Ainul Yakin*)
RAMADHAN telah tiba, hari ini umat Islam menyambutnya dengan bersuka ria meski wabah Corona belum sirna.
Mayoritas para ahli berpendapat bahwa berpuasa bermanfaat bagi kesehatan dan meningkatkan ketaqwaan.
Lalu, bagaimana puasa yang baik bagi kesehatan sekaligus memperkuat ketaqwaan?
Ada satu kutipan bijak berbahasa Latin, mens sana in corpore sano yang berarti di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Ini menunjukkan bahwa antara kesehatan dan ketaqwaan sebagai capaian puncak yang diinginkan oleh orang-orang yang berpuasa harus berjalan seiring.
Puasa yang hanya untuk kesehatan, jiwanya akan kering-kerontang; sebaliknya puasa yang hanya berorientasi ketaqwaan, tubuhnya akan terguncang.
Hakikat puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum di siang hari, tetapi balas dendam di malam hari, sehingga abai terhadap nilai kesehatan dan ketakwaan yang seharusnya dicari.
Puasa harus menjauhi perkara yang sia-sia dan tiada arti. Sikap dan tindakannya pun tidak tercela, apalagi membuat orang lain teraniaya.
Jika ini yang terjadi maka kesehatan dan ketaqwaan yang hendak dicapai hanya akan seperti mimpi.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW “Betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan lapar”.
Makan dan minum orang-orang yang berpuasa harus terkendali, bukan _gas poll rem blong, los gak rewel…He hee…. Jadi kayak iklan Pileg dan Pilkada ni…..
Makan dan minum tidak boleh berlebihan, t4semuanya harus diatur agar tubuh tetap sehat dan imun terhadap segala macam penyakit.
Dari tubuh yang sehat inilah ibadah orang-orang yang berpuasa tetap terjaga, dan istiqamah membangun kedekatan hubungan kepada Allah SWT (ltaqarruban ilallah) dengan memperbanyak ibadah mahdhah (ibadah murni) dan ghairu mahdhah (tidak murni).
Puasa di bulan ramadhan adalah momentum pertemuan antara kebutuhan lahiriyah (tubuh sehat) dan batiniyah (jiwa kuat).
Tujuan akhirnya adalah kemenangan, menang sebagai orang-orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Wallahua’lam.
*) Penulis adalah Budayawan dan Pegiat Literasi