Oleh : Mahmudi, S.Sos M.Si*)
BULAN suci Ramadhan adalah bulan yang penuh keberkahan, ampunan dan rakhmat serta kasih sayang dari Allah SWT. Diwajibkan kepada seluruh orang Islam yang beriman untuk melaksanakan ibadah puasa pada bulan Ramadhan agar menjadi orang-orang yang bertaqwa, seperti dinyatakan pada QS Al-Baqarah 183, yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.
Hikmah menjalankan ibadah puasa berkaitan erat dengan amalan puasa yang dijalani, tidak terbatas hanya dengan menahan lapar dan dahaga, namun berkaitan pula dengan menjalankan amalan ibadah puasa Ramadhan lainnya, seperti bersedekah, i’tikaf, membaca Al-Qur’an, shalat tarawih, menghindarkan diri dari perbuatan yang haram serta kegiatan lain dalam kehidupan ini.
Ramadhan dapat menjadi momentum meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tengah pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia. Kepedulian sosial adalah perasaan bertanggung jawab atas kesulitan yang dihadapi oleh orang lain dimana seseorang terdorong untuk melakukan tindakan guna mengatasinya. Kepedulian sosial dalam kehidupan bermasyarakat lebih kental diartikan sebagai perilaku baik seseorang terhadap orang lain di sekitarnya. Kepedulian sosial dimulai dari kemauan “Memberi” bukan “Menerima”
Bagaimana ajaran Nabi Muhammad untuk mengasihi yang KECIL dan nenghormati yang BESAR, orang-orang kelompok ‘besar’ hendaknya mengasihi dan menyayangi orang-orang kelompok ‘kecil’, sebaliknya orang ‘kecil’ agar mampu memposisikan diri, menghormati, dan memberikan hak kelompok ‘besar’. Rasul bersabda: ”Bukanlah termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi orang muda di antara kami, dan tidak mengetahui kemuliaan orang-orang yang tua di antara kami” (HR. At-Tirmidzy dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany).
Puasa dapat membangun kepedulian, kita bisa memiliki kemampuan untuk berempati kepada orang lain dan menjalani hidup berdasarkan rasa kasih sayang, cinta kasih, dan belas kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Selalu ada saja godaan untuk menjalani hidup yang hanya peduli pada kepentingan diri sendiri dan terfokus hanya pada apa yang menjadi tujuan dan keinginan Kita sendiri, tetapi hari-hari kita akan menjadi jauh lebih berharga jika kita memikirkan tentang apa yang orang-orang dalam kehidupan kita pikirkan dan rasakan. Membangun kepedulian berarti bersedia mendengarkan, mengerti jika seseorang membutuhkan bantuan, dan memberikan dukungan bagi komunitas tanpa mengharapkan penghargaan.
Tentu puasa sebagai bentuk pelaksanaan ajaran agama sangat sesuai dengan Pancasila. Sesuai dengan sila pertama Pancasila, ibadah bulan Ramadhan merupakan salah satu amalan seorang muslim yang selaras. Pancasila dan UUD 1945 memerintahkan agar setiap pemeluk agama memegang teguh agama dan melaksanakan sesuai dengan ajarannya. Peningkatan keimanan melalui Puasa Ramadhan merupakan cermin seorang pribadi yang bermoral Pancasila.
Jika kita mengambil hikmah dari bulan Ramadhan ini, maka kita akan tahu bahwa kegaduhan dari kehidupan kebangsaan ini karena (mungkin) hati dan jiwa kita tidak fitrah. Kita diselimuti kebencian dan ego pribadi dan golongan. Sebagian dari kita mungkin merasa bahwa golongannyalah yang berhak menjadi pemenang dalam berbagai hal. Mungkin banyak dari kita yang senang dan mencari kehidupan dengan menebar kebohongan seantero negeri dan tidak perduli apakah itu menyebabkan kehebohan dan kegaduhan sosial. Semua berawal dari hati yang tidak fitroh.
Ramadhan adalah bulan yang mendidik dan akan mengantarkan kita kepada kesucian lahir dan batin itu. Jika kita berhasil dalam proses pendidikan spiritual ini, maka harmoni kebangsaan akan terwujud. Kehidupan berbangsa dan bernegara akan menjadi indah karena sesama kita akan saling mencintai, menyayangi, menghormati, memuliakan, saling berperilaku dan berkata jujur.
Semoga Ramadhan kali ini, kita tidak termasuk sebagai orang berpuasa yang hanya mendapatkan lapar dan dahaga, sebagaimana yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa, “Banyak umatku yang berpuasa tapi mereka hanya mendapatkan lapar dan dahaga.” Kita berharap bahwa Ramadhan tahun ini akan mengantarkan kita pada kesucian lahir dan batin yang akan menghadirkan harmoni sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
*) Penulis adalah Kepala Bakesbangpol Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur