BOJONEGORO – Sebagian masyarakat telah mengenal jajanan atau kuliner khas yang selalu hadir di seluruh wilayah Nusantara. Jajanan/makanan tersebut diberi nama Putu Bambu. Seperti yang ada di kawasan PKL (Pedagang Kaki Lima) Jalan Kartini, Kota Bojonegoro, Jawa Timur.
Pedagang Putu Bambu itu bernama Mulyono (51) warga Kelurahan Ledok Kulon, Kec/Kab. Bojonegoro. Singkat cerita yang disampaikan, bahwa dirinya bersama istri terhitung telah 33 tahun berjualan.
Diberi nama Putu Bambu, sebab makanan itu terbuat dari tepung beras berisi gula kelapa lalu dicetak menggunakan bambu kemudian dikukus/dipanaskan di atas kompor agar menjadi padat.
“Kami berjualan putu bambu ini sejak tahun 1989, saat itu bersamaan adanya pasar senggol di alun alun Bojonegoro,” ujar Mulyono penuh semangat.
Kepada awak media ini, diungkapkan bermula dari pengalaman yang diperoleh sehingga pada tanggal 1 Januari 1989 dirinya bertekad membuat gerobak untuk berjualan Putu Bambu sebagai lahan atau mata pencaharian.
“Alhamdulillah pak, dari hasil berjualan putu bambu ini kami sekeluarga dapat menjalani hidup dan membesarkan anak-anak,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, tak hanya menjual Putu Bambu, Mulyono bersama istri juga membuat Getuk Lindri, Klepon dan Cetot atau yang biasa disebut klanting. Dirinya juga menjelaskan selama bertahun-tahun lokasi jualan tidak pernah pindah yakni di sekitar alun alun Bojonegoro, namun beberapa tahun terakhir ini seluruh PKL diberikan tempat di sekitar jalan Kartini dan sejumlah jalan lainnya.
Setiap hari Mulyono menjajakan makanannya mulai pukul 16.30 hingga habis. Adanya penerapan PPKM di masa pandemi Covid-19, dagangannya tetap ramai diserbu para pelanggan.
Dirinya juga sangat patuh terhadap himbauan khususnya selalu menerapkan protokol kesehatan agar terhindar dari Virus Corona. Tetap memakai masker dan selalu mencuci tangan. Semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, sehingga seluruh kegiatan masyarakat kembali berjalan secara normal, pungkasnya. (Ros)