BOJONEGORO – ” Apabila pekerjaan tidak selesai sesuai batas waktu kontrak, maka akan diberikan kesempatan waktu dan juga bisa dilakukan pemutusan kontrak, ” kata Ja’far Shodiq.
Saat ditemui diruang kerjanya Jum’at 6/09/19 siang, Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Prasarana Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Ja’far Shodiq ST MM, kepada media ini menyampaikan bahwa hingga saat ini pekerjaan peningkatan jalan dengan sumber dana Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Bojonegoro tahun 2019 mencapai 477 milyar rupiah. Semua kontraktor yang bekerja telah sepakat menandatangani kontrak, sehingga diharapkan tetap konsisten dan bekerja optimal.
Dirinya juga mengatakan bahwa dengan jumlah anggaran tersebut, pekerjaan peningkatan jalan mencapai 122 kilometer, dan tersebar di 36 titik atau paket.
Dari 36 paket pekerjaan ada dua paket pekerjaan yang dilalukan lelang ulang, sehingga pekerjaan baru dimulai. Sampai hari ini capaian atau progress seluruh pekerjaan mencapai sekira 30 – 40 persen, dan diharapkan semua selesai sesuai target. “Pemberian kesempatan akan dilakukan dengan melihat capaian pekerjaan dan kondisi pekerjaan dilapangan, namun jika capaian dan prestasi pekerjaan tidak memungkinkan untuk diberikan kesempatan, maka akan dilakukan pemutusan kontrak kerja,” ucap Kabid Jalan dan Prasarana Ja’far Shodiq.
Sementara ini kendala pada pekerjaan yang dialami oleh kontraktor, rata rata mengalami kendala pada Batching Plan. Sebab seluruh pekerjaan peningkatan jalan di Kabupaten Bojonegoro pada saat ini menggunakan sistem pengerasan rigid beton, sehingga pesanan beton masih mengalami kendala. “Kapasitas produksi Batching Plan mungkin masih belum bisa memberikan pelayanan yang cepat pada para pemesan, untuk jarak Batching Plan dari lokasi pekerjaan maksimal 40 kilometer,” tuturnya.
Masih menurut Ja’far Shodiq, hampir setiap hari dirinya bersama staf melakukan pengecekan ke lapangan, bahkan selalu berkoordinasi dengan konsultas pengawas terkait hal hal yang perlu diwaspadai. Termasuk adanya debu yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat, dirinya mengatakan menurut para pelaksana pekerjaan selama ini untuk penyiraman setiap hari dilakukan hingga lima kali. “Karena musim kemarau dan cuaca cukup panas maka kondisi jalan yang sudah dihampar pasir batu itu ya cepat kering dan menimbulkan debu,”pungkasnya. (Redaksi)