BOJONEGORO – Untuk menanggulangi kemiskinan desa melalui pemanfaatan Dana Desa yang berkualitas, mulai 2017 Kemendes PDTT meluncurkan Program Inovasi Desa.
Program Inovasi Desa bertujuan meningkatkan kualitas penggunaan Dana Desa dengan berbagai kegiatan pembangunan dan pemberdayaan yang inovatif dan peka kebutuhan masyarakat desa. Salah satu fokus kegiatan adalah pencegahan stunting. Agar anak-anak Indonesia tumbuh dan berkembang optimal disertai kemampuan emosional, social dan fisik yang siap belajar serta mampu berinovasi dan berkompetisi di era globalisasi.
Tim Pelaksana PID Kecamatan Baureno, pada Kamis (10/10/19) bertempat di Pendopo Kecamatan melakukan kegiatan Pelatihan Inovasi Pengembangan SDM Program Inovasi Desa dengan focus materi pencegahan stunting.
Kayat, S.Pd, Sekretaris Camat Baureno dalam membuka kegiatan mengingatkan pentingnya data dalam kegiatan ini agar antisipasi riil pencegahan stunting dan penangannnya dapat dilakukan dengan maksimal. “Bicara stunting, data harus akurat supaya kita bisa melakukan antisipasi dan pencegahan serta melakukan tindakan lapangan dengan tepat,”pesannya kepada seluruh peserta.
Kepala Puskesmas Baureno, dr. Mam’luah selaku pemateri memberikan beberapa hal terkait pencegahan stunting dimana penanganan stunting harus dimulai dari remaja, saat hamil hingga anak berusia 2 tahun.
”Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih,”jelasnya.
Masih menurut dr. Mam’luah, stunting adalah masalah kita semua. Seringkali masalah-masalah non-kesehatan menjadi akar masalah stunting baik itu masalah ekonomi, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan serta masalah kebersihan lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh dokter ini, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
Mashudi, ST salah satu Pendamping desa Baureno dalam materinya memberikan gambaran tindaklanjut kegiatan ini dalam kaitannya dengan penggunaan DD.
“Pasca pelatihan ini harapan kita apa yang telah dilakukan kader harus mampu terkomunikasikan dengan desa, sehingga rencana kegiatan pencegahan stunting dapat teranggarkan dalam APBDesa dan lintas sektoral tahun depan,”jelasnya.
KPM sendiri mempunyai tugas untuk sosialisasi, pendataan di masyarakat, PAUD, Posyandu bersama Bidan Desa agar output kegiatan ini optimal.
Rencana puncak kegiatan PID di Kecamatan Baureno akan diakhiri pada 29 Oktober 2019 bersama kluster Kecamatan Kepohbaru dan Kedungadem melalui Bursa Inovasi Desa. Disitu akan disajikan berbagai inovasi desa-desa dari 3 kecamatan ini dalam berbagai hal utamanya kegiatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.(Kust/Red)