TANGGUH dan gigih menghadapi segala kondisi merupakan tekad dan wujud keterlibatan dunia pers di tanah air. Sebagai wadah informasi dan kontrol sosial, menggunakan senjata dengan mengedepankan akurasi, aktual, dan faktual.
Tak hanya konsisten menghidangkan berita melalui data dan fakta yang akurat, hingga mengejar oplah dari setiap informasi yang disajikan. Namun, tantangan pers di era baru di jagat maya, justru menghadapi banyaknya perusahaan baru, pemimpin baru, beserta nama yang baru, berusaha melengser media-media besar. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pers untuk menjadi lebik baik dan tetap diterima seluruh lapisan masyarakat.
Diakui bahwa di zaman serba berkebutuhan internet atau daring seperti sekarang ini, pandemi informasi kian menjamur, bahaya terjadinya baku tembak di jagat maya, membuat banyak portal media bersaing melalui cara-cara yang kurang sportif. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan besar dunia pers, untuk tetap eksis beraktivitas dan selalu menahan emosi demi menjaga kedamaian.
Apa bila di antara kita (pers) tidak mampu menahan emosi, dan terpengaruh dengan ambisi media abal-abal, maka dunia pers akan kehilangan kredibilitas dan perannya di hadapan masyarakat.
Melalui akun twitternya @PlateJohnny menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menyampaikan bahwa peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2021 menjadi momen baik bagi semua anggota pers dan lembaga pers nasional untuk tetap berdiri sebagai lembaga yang independen dan kredibel di mata publik. “Peringatan HPN 2021 dapat menjadi momentum untuk meningkatkan komitmen pers dalam membangun media massa yang aktual, faktual, dan akuntabel,” kata Menkominfo Johnny Plate.
Kegigihan dan ketangguhan dunia pers, terlebih di tengah pandemi atau wabah Virus Corona yang merebak di seluruh pelosok dunia sejak tahun 2020 lalu dan hingga bulan Februari 2021 ini masih ada, pers merupakan bagian yang menjadi tolok ukur keterlibatan dalam menyajikan informasi yang berkaitan dengan data wilayah sebaran hingga penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19 meninggal dunia.
Keterlibatan dan Ketangguhan pers khususnya di masa pandemi Covid-19, seakan tak memperoleh apresiasi, bahkan tak jarang justru mendapat hujatan. Banyak yang menganggap berita yang disampaikan adalah sekedar titipan, lalu si penulis mendapat imbalan.
Pada awal pandemi Virus Corona, mungkin sebagian besar masyarakat masih banyak yang menunggu kabar serta informasi terkait perkembangan wabah yang terjadi. Memasuki bulan ke tiga, atau tepatnya di bulan Juni 2020, informasi update/pembaruan sebaran seakan tidak dihiraukan lagi, dan dianggap telah memporak porandakan kondisi dan tatanan kehidupan. “Entah kepada siapa ketidak percayaan tersebut ditujukan?”.
Diakui atau tidak, ternyata banyak di antara masyarakat yang tidak percaya adanya pandemi Covid-19, bahkan menganggap pemberitaan tentang sebaran hingga korban atau pasien terpapar Virus Corona itu hal yang belum jelas. Suka duka pers makin terasa, selain sebagai masyarakat yang terdampak, pers juga membantu menyajikan informasi yang sebaik-baiknya, namun berkali-kali tak sedikitpun memperoleh apresiasi.
Informasi berbasis akurasi data, disajikan pers dalam bentuk berita (cetak, portal/online, visual) memiliki satu tujuan utama yakni mengedukasi pembaca. Di samping itu, di dalam berita selalu memunculkan himbauan terkait pendisiplinan terhadap protokol kesehatan, guna mencegah dan menghindari penularan Covid-19.
Mengawal setiap tindakkan yang dilakukan Gugus Tugas tingkat Kabupaten, Kecamatan hingga relawan percepatan penangan Covid-19 tingkat desa. Pada setiap peristiwa pun, melalui usaha yang cukup keras untuk sampai di suatu tempat, semua itu hanya sebagai keseriusan pers demi sebuah informasi dan berita yang nantinya disajikan pada khalayak.
Turut terjun secara langsung hingga memperoleh hal-hal yang faktual agar tidak menjadi abal-abal atau hoax. Namun demikian, masih banyak dijumpai bermacam kendala terutama pada saat menyampaikan berita yang dianggap oleh sebagian warga kurang menguntungkan sehingga pers harus menerima cemoohan saat berita-berita yang dihasilkan dishare di media sosial.
Penyampaian informasi yang sebegitu akurat, terkadang harus mendapat komentar-komentar pedas yang tidak membangun. Ketika Pemerintah mengucurkan bantuan dampak pandemi, dan hampir sebagian besar pers memberitakan, namun apa yang terjadi, bagi orang-orang yang merasa tidak pernah mendapatkan bantuan secara cepat kilat akan mengomentari berita dengan nyinyiran. Padahal, penyaji berita atau pun pers sendiri banyak yang mengeluh tak pernah tersentuh bantuan.
“Tak jarang sesama profesi pun juga saling sindir, ketika yang lain bisa memberitakan hal yang berbeda, ha ha ha, mesti mak bLug (ha ha ha… dapat tebal) celoteh versi komentar WhatsApp Grup”.
Kita semua faham, semua aktivitas pasti ada risiko bahkan suka dukanya. Di hari yang cukup bersejarah ini, sebagai bentuk apresiasi kepada seluruh insan dan dunia pers nasional, semoga semua usaha dan kerja keras pers selalu memberikan manfaat dan kelak mendapatkan ganjaran serta selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
“Selamat Hari Pers Nasional Tahun 2021, Terus Bangkit dan Memberikan Informasi“
Salam Redaksi
DeBe Bojonegoro