BOJONEGORO – Kabupaten Bojonegoro dan Tuban berbatasan langsung dengan Bengawan Solo. Kedua wilayah, dibeberapa titik dalam aktivitasnya baik ekonomi, pertanian, perdagangan, pendidikan maupun pariwisata, masih mengandalkan jasa penyeberangan perahu motor, seperti halnya antara wilayah Kecamatan Rengel dan Kanor di dua Kabupaten ini.
Warga kedua wilayah begitu mendambakan adanya jembatan penghubung antar dua Kabupaten ini. Dari situlah keinginan itu ditangkap serius oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro di bawah kepemimpinan Anna Mu’awanah untuk merencanakan percepatan pembangunan Jembatan Kanor-Rengel (Kare).
Hari ini Pemkab Bojonegoro mengundang tokoh masyarakat dari kedua desa yang berbatasan dengan Bengawan Solo ini untuk menggelar pertemuan konsultasi masyarakat bertempat yang bertempat di Balaidesa Semambung, Kecamatan Kanor. Kegiatan ini nampak turut dihadiri oleh Sekda Bojonegoro Nurul Azizah beserta OPD, Kepala Dinas PU Penataan Ruang Kabupaten Tuban Agung Supriyadi, Forkopimcam Kanor dan Rengel, serta Kepala Desa Ngadirejo dan Semambung, Minggu (03/09/2020).
Sekda Nurul Azizah selaku perwakilan Pemkab Bojonegoro menyampaikan bahwa Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mempunyai greget penuh terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat.
Sekda ini memaparkan berbagai pelayanan dasar di Bojonegoro mulai pendidikan beasiswa scientis, satu desa dua sarjana dan kesehatan dengan pelayanan gratis dirumah sakit kelas III sehingga Bojonegoro meraih UHC (Universal Health Care) dan satu-satunya Kabupaten se-Jawa Timur dengan prosentase 98,76% dari jumlah 1,3 juta jiwa penduduk tercover oleh BPJS dengan biayai oleh Pemkab.
Sementara di sektor ekonomi, pembangunan infrastruktur jalan cor mulai 2019, 121 km telah rampung, sedangkan di tahun 2021 nanti ada sepanjang 154 km. Menurut Sekda, bukan hanya itu saja, pembangunan Jembatan Lume (Luwihaji-Medalem) yang menghubungkan Bojonegoro dan Blora saat ini sudah mulai progress pengerjaan dan jembatan Kanor-Rengel (Kare) yang akan segera dikerjakan tahun 2021.
“Semestinya di 2020 ini pengerjaan Jembatan Kare sudah bisa dilaksanakan, dikarenakan adanya pandemi sehingga ada refocussing anggaran covid 19,” terangnya.
Untuk pembebasan tanah pada 32 bidang di Desa Semambung dan ada 7 KK di Ngadirejo seluruhnya sudah tertuntaskan, sehingga di 2021 pembangunan Jembatan Kare segera dilaksanakan untuk membuka akses arus ekonomi demi meningkatkan taraf ekononi masyarakat.
Retno Wulandari sebagai Kepala Dinas PU Bina Marga Bojonegoro menambahkan bahwa rencana pembangunan jembatan Kare yang melintas di dua Kecamatan yakni Kanor Bojonegoro dan Rengel Tuban, saat ini dalam proses perencanaan, desain sudah sejak lama, beberapa waktu lalu sudah dilakukan review dan saat ini sudah selesai.
“Rencananya Jembatan Kare yang akan dibangun dengan bentang 210 meter, terdiri dari struktur bawah meliputi pilar, abutment, struktur atas dan desain. Dengan dilaksanakannya pertemuan konsultasi masyarakat ini sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dokumen untuk proses recount text grand desain,” paparnya.
Sementara itu, Agung Supriyadi, Kepala Dinas PU Penataan Ruang Kabupaten Tuban mengungkapkan bahwa rencana pembangunan jembatan Kare ini adalah project yang strategis karena menghubungkan dua Kabupaten. Nantinya akan ada multiplier effect yang luar biasa di kedua Kabupaten, baik dari segi transportasi, perekonomian, maupun sektor yang lainnya.
“Pemkab Tuban akan selalu mendukung penuh adanya rencana pembangunan jembatan Kare ini,”tutur Kepala Dinas ini.
Nampak dari pantauan media ini, acara dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pertemuan konsultasi masyarakat oleh Kades Semambung, Kades Ngadirejo bersama Tokoh masyarakat di dua desa ini.(*/red)