Oleh: Kang Yoto (IG@kangyotobojonegoro)
SIAPA dapat memprediksi kapan pandemi Covid di Indonesia akan berakhir? Apakah cara cara sporadis akan efektif memperpendek pandemi?
Jika tidak ada seorangpun berani memastikan kapan berakhirnya, setidak-tidaknya kita harus memiliki sebuah cara yang diyakini bersama, akan dapat mengakhiri pandemi.
Tanpa keyakinan bersama, sebuah skenario dan tindakan apapun yang dilakukan sulit mendapatkan dukungan penuh dari seluruh elemen bangsa.
Ibarat sebuah perang, musuhnya tidak kasat mata, senjata utama musuh adalah tubuh manusia. Selama masih ada virus dalam tubuh yang menular ke pihak lain, sementara kekebalan tubuh seluruh rakyat belum terbentuk maka perang masih akan terus berlanjut.
Ini perang yang kompleks dan rumit, musuhnya bisa diri kita sendiri. Karena itu diperlukan strategi yang sistematis, melibatkan setiap orang, terstruktur dan dengan senjata yang lengkap (sebut saja perang semesta)
Perang semesta ini secara sederhana dapat dirumuskan:
1. Pastikan setiap orang siap terlibat dan skenario. Minimal pada peran pribadinya. Target personal, setiap tubuh memiliki kekebalan atau sanggup mengalahkan virus corona. Inilah sebabnya maka dilakukan, peningkatan Imunitas tubuh dijaga dan ditingkatkan. Setiap pribadi harus maksimal menguatkan dirinya agar menang jika tanpa diketahui terserang corona.
2. Pastikan virus tidak berkembang biak, ini artinya siapa yang membawa atau berpotensi membawa corona harus diketahui. Yang terjangkit virus dibantu agar dapat memenangkan perang dalam dirinya, dan dipastikan tidak menyeret pihak lain dimakan corona. Itulah sebabnya testing, tracking dan treatment harus berjalan serempak, optimal, terstruktur dan masif. Semua orang selalu siaga dengan 3 M.
3. Pastikan senjata dan pasukan siap. Upaya sistematis dan serempak ini tidak mungkin dilakukan satu dua hari, diperlukan senjata memadai, pasukan lengkap dan komando yang jelas. Berapa waktu yang diperlukan tergantung senjata, kesigapan pasukan lapangan dan para komandannya dalam implementasi. Sebagai gambaran jika basis perang ini kota dengan 500.000 jiwa penduduk, maka perlu dihitung dengan cermat berapa alat tes yang diperlukan, berapa ruang isolasi mandiri dan non mandiri yang diperlukan, berapa dukungan obat dan logistik lainnya dan bagaimana memastikan supply chain lancar.
4. Jika semua persiapan komplit, pengurangan pertemuan manusia dan mobilitas terbatasnya dapat dilakukan untuk memberi ruang waktu menemukan dimana saja corona berada, mengisolasi dan melakukan tindakan. Disinilah diperlukan senjata lain yaitu bantuan sosial agar selama tidak dapat kerja masih bisa hidup. Kepada para pengusaha diberikan kompensasi mulai dari keringan, penundaan hingga pembebasan bebannya.
Jadi sebenarnya PPKM itu hanya satu taktik dari perang semesta, tanpa didukung taktik lain dan dukungan semua pihak perang melawan corona tidak akan selesai dalam waktu singkat. Ongkos ekonomi dan sosial dari PPKM akan tidak banyak bermakna jika taktik lainnya tidak simultan dilakukan. Jadi kalau ada yang menggerutu dengan PPKM bisa jadi bukan karena tidak setuju, tapi keberatan harus keluar ongkos tanpa ada sebuah kepastian usaha yang diyakini. Bagi seorang pengusaha rugi itu biasa, tapi ketidak jelasan gambaran adalah petaka. Riak riak kegelisahan sosial akhir akhir ini mari dibaca sebagai harapan untuk mendapatkan sinar terang.
Mari membangun cahaya terang di ujung lorong ini!
Gagasan lainnya… Baca juga: https://kabarpasti.com/melawan-covid-19-membuka-ruang-ekonomi-rakyat/
Editor: DeBe Jonegoro