BOJONEGORO – Pembangunan saluran drainase di wilayah Desa Campurejo, Kec/Kab. Bojonegoro, Jawa Timur, terkesan asal-asalan dan tak menghiraukan kenyamanan warga sekitar. Bahkan beberapa hari terakhir, sudah tidak ada pekerja yang berada di lokasi.
Data yang diperoleh awak media ini dari laman LPSE Bojonegoro, paket pekerjaan tersebut dengan nilai pagu Rp. 511 juta, dan dimenangkan CV. Harapan Jaya yang beralamat di Desa Glagahan RT 14 RW 07, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro. Namun di lokasi tidak dipasang papan informasi.
Pantauan di lokasi, Rabu, 3/11/21, masih terdapat sebagian pekerjaan yang sengaja belum diselesaikan. Hal itu sangat dikeluhkan oleh warga sekitar, pasalnya akses jalan lingkungan di pemukiman nampak berserakan materialnya.
“Dari keluhan yang disampaikan warga, pagi tadi saya sudah berusaha menghubungi dinas yang membidangi pekerjaan tersebut, namun yang bersangkutan masih rapat,” ujar Dhani Kurniawan Kaur Kesra Desa Campurejo.
Ia juga menjelaskan, melalui sambungan telepon selulernya, atas aduan serta keluhan tersebut, pihak Dinas PKP Cipta Karya akan segera melakukan pengecekan di lokasi.
Sementara itu, Kepala Desa Campurejo, Edi Sampurno, S.Sos saat ditemui di Balai Desa mengatakan, bahwa pengerjaan pembangunan saluran drainase sebenarnya hampir setiap hari dikeluhkan oleh warga, bahkan sejak awal dimulainya pengerjaan pihak pelaksana tidak memberitahukan ke pemdes.
Selama ini, Pemdes Campurejo selalu mendukung segala jenis dan upaya pembangunan guna kebaikan bersama. Edi Sampurno juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini dirinya tidak pernah mengerti pelaksana pembangunan saluran drainase di lingkungan RT 30 RW 03 jalan Lisman, Gang Baeno II.
“Pekerjaan tersebut memang berbeda dengan yang lain, sejak dimulai hingga saat ini kami belum menerima surat pemberitahuan dari pihak penyedia jasa/kontraktor pelaksana kegiatan,” ungkapnya.
Dari sejumlah keluhan yang disampaikan warga, hingga saat ini Pemdes Campurejo tak mampu berbuat apapun. “Kami tidak tahu dan tidak kenal dengan pemborong, terlebih kami juga khawatir kalau menghubungi kontraktornya nanti dikira menghalangi kegiatan,” tandas Edi.
Warga sekitar selalu berkeluh, saat pengerjaan pihak kontraktor sering menurunkan material seenaknya. Sehingga warga harus mengeluarkan anggaran untuk merapihkan. “Ada yang manggil orang untuk ngangkuti material yang berserakan agar tidak mengganggu jalan,” imbuh Kades Campurejo.
Oleh karena itu, melalui Kaur Kesra yang menghubungi Dinas PKP Cipta Karya, selanjutnya ada tindakan tegas, agar kontraktor memperhatikan keluhan warga serta menyelesaikan pekerjaan secara baik, pungkasnya. (Cipto)