BOJONEGORO – Ketua LSM Angling Darma Bojonegoro, Nasir (59 tahun) menceritakan bahwa salah satu keluarganya meninggal karena terpapar Covid-19. Meski terdapat komorbit bronchitis, setelah positif terpapar dan dibawa ke IGD RSUD Bojonegoro akhirnya meninggal dunia karena pelayanan pasien yang mengecewakan. Karena menurut Nasir, setelah dilakukan SWAB antigen beberapa pasien yang terpapar Covid-19 langsung disuruh pulang tanpa diberi obat.
“Pasien disuruh Isolasi mandiri di rumah, tapi aneh tidak diberi obat apapun, ini terjadi di Puskesmas dan RSUD Bojonegoro,” protes Nasir, Rabu (21/7/2021).
Dari fakta yang dilihatnya, Ketua LSM Angling Darma ini mempertanyakan kepada Puskesmas dan Pimpinan RSUD Bojonegoro dalam pelayanan kesehatan bagi pasien Covid-19 sesuai ketentuan pelayanan kesehatan.
“Kami mempertanyakan transparansi jumlah pasien Covid-19 sebenarnya yang meninggal setiap hari, karena saya tahu sendiri betapa banyaknya warga yang meninggal saat kami di Rumah Sakit,” ungkapnya.
Pria ini juga menyinggung soal besaran subsidi pemerintah daerah bagi pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit rujukan pemerintah. Karena menurutnya, itu sebagai antisipasi jika warga masyarakat keluarganya terpapar Covid-19 dengan gejala berat berani berobat bahkan dirawat di rumah sakit.
“Direktur RSUD Bojonegoro harus bertanggungjawab dengan segala informasi menyeluruh dari kesemrawutan pelayanan terhadap pasien Covid-19,” pintanya.
Dengan keterbukaan informasi diharapkan masyarakat bisa bertindak lebih bijak berhati-hati dalam menyikapi pandemi karena nyata adanya, dimana setiap hari disekitar kita terus berjatuhan korban. (cipt)
Pas keluargane baru di protes