BOJONEGORO – Bertambahnya jumlah warga yang meninggal dunia dan terindikasi dampak penyebaran wabah Virus Corona Disease (COVID-19) Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro segera melakukan penertiban khususnya di Pasar Hewan.
Hal tersebut menyusul adanya seorang warga Desa Campurejo Kec/Kab. Bojonegoro yang meninggal dunia 23/04 pagi dan setiap harinya beraktivitas di sekitaran pasar hewan. Selain memiliki riwayat sakit, sesuai data sebaran yang bersangkutan tercatat sebagai ODP (orang dalam pemantauan) dan sempat dirawat di ruang isolasi RSUD Sosodoro Djatikoesumo.
BERITA TERKAIT: https://kabarpasti.com/kemensos-salurkan-334-paket-sembako-pada-warga-desa-sidodadi/
“Setelah dilakukan pendeteksian dan rekam jejak, ternyata warga (LL) tidak pernah melakukan perjalanan ke luar kota,” kata Edi Sampurno.
Kepada awak media ini, Kepala Desa Campurejo, mengatakan terkait LL (44) warga Dusun Pohagung dengan status ODP yang meninggal dunia dan sempat dirawat di ruang isolasi serta pemakaman juga menggunakan protokol pencegahan Covid-19. Selanjutnya Gugus Tugas Desa dan relawan melakukan pendeteksian lingkungan sekitar khususnya keluarga terdekat.
Pada proses pemakaman hingga selesai juga telah dilakukan penyemprotan cairan disinfektan, sebagai upaya membersihkan lingkungan terutama di sekitar rumah warga yang meninggal dunia.
Diungkapkan, dari keterangan sejumlah keluarga, bahwa LL tidak pernah melakukan perjalanan ke luar kota, setiap hari hanya berjualan di jalan Lettu Suwolo (depan pasar hewan) turut Kelurahan Banjarejo Kec/Kab. Bojonegoro.
BERITA TERKAIT: https://kabarpasti.com/sambut-ramadhan-ditengah-pandemi-covid-19-takmir-masjid-berikan-masker-jamaah-tarawih/
“Mohon ada peningkatan pemantauan dan pelaksanaan SOP Pencegahan COVID-19 untuk lebih maksimal khususnya di sekitar pasar hewan,” pinta Kades Campurejo.
“Sebab di sana tidak menutup kemungkinan banyak pedagang maupun penjual hewan yang datang dari luar daerah,” tegasnya.
Terpisah, Plt. Kepala Dinas Perdagangan, Sukaemi saat dihubungi melalui sambungan telepon selulernya menyampaikan, bahwa selama ini telah dilakukan beberapa tindakkan guna mencegah dan memutus mata rantai penyebaran Virus corona. Seperti melakukan penyemprotan cairan disinfektan dan menyediakan tempat cuci tangan.
Menurut Sukaemi, untuk pasar hewan tetap dibuka, hal tersebut mengingat di tengah pandemi Covid-19 perekonomian dan kebutuhan daging di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Namun, tetap menggunakan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus corona.
“Pasar hewan tetap dibuka namun kami akan membatasi penjual dan pembeli sapi yang datang dari luar daerah,” terangnya.
Lebih lanjut dikatakan Sukaemi, pembatasan yang dimaksud bagi penjual diharapkan mengirim hewan (sapi) menjelang/saat pasar hewan dibuka, begitu turun dari armada hewan ditimbang dan berikan tanda kalung pada leher (pemilik dan berat hewan). Hal tersebut guna mempermudah transaksi melalui media sosial.
Di samping itu, untuk menambah kepercayaan bagi seseorang saat mewakili transaksi hewan yang dimaksud, pungkas Sukaemi. (luf/red)