BOJONEGORO – Pasca evakuasi yang dilakukan Tim Medis Gugus Tugas Kecamatan terhadap warga yang dinyatakan reaktif positif Covid-19. Mulai Minggu 10/05/2020 di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, seluruh gang di desa ini ditutup.
Semua warga dari luar hanya diperbolehkan melintasi jalan utama desa, pintu masuk desapun diperketat guna mencegah serta memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Kegiatan tersebut sesuai hasil musyawarah desa yang dilaksanakn beberapa hari lalu.
Baca Juga : https://kabarpasti.com/rapid-test-reaktif-5-warga-di-wilayah-sukosewu-di-evakuasi/
Kepala Desa Sidorejo, Sri Murtianingrum, mengungkapkan bahwa gerakan ini sebagai tindaklanjut hasil Musdes sekaligus mengantisipasi merebaknya pandemi virus corona yang membahayakan.
“Ini bukan lock down, kita hanya memberlakukan akses keluar masuk desa dengan cara satu pintu,” jelasnya.
Menurut Ningrum, setiap ada kejadian tentu segera diambil tindakkan. Banyak permintaan dari warga, agar semua orang luar desa tidak diperbolehkan masuk. Namun pihak Pemdes memberikan kelonggaran dan mengizinkan masuk hanya lewat satu akses pintu.
“Sambil menunggu kedatangan alat semprot disinfektan otomatis, yang sudah dipesan, ada 4 titik lokasi masuk desa yang kita pasang, untuk memudahkan gugus tugas bekerja,” tutur Kades perempuan ini.
Seperti diberitakan sebelumnya, dua warga desa Sidorejo juga merupakan pedagang di pasar Kota Bojonegoro, yang mengikuti rapid test dan hasilnya dinyatakan reaktif positif.
Keduanya kini telah melakukan isolasi selama 14 di BLK Ngumpakdalem Kecamatan Dander dan menunggu hasil pemeriksaan SWAB.
Berita Terkait : https://kabarpasti.com/lagi-hasil-rapid-reaktif-seorang-warga-campurejo-dievakuasi-ke-blk/
Ismari (62 tahun) salah satu tokoh masyarakat setempat mengakui pada situasi wabah virus corona seperti saat ini memang cukup sulit.
“Penutupan gang hanya salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19, tanpa dibarengi usaha positif sesuai anjuran pemerintah tentu hasilnya akan kurang efektif,” jelasnya.
Pria mantan pendidik ini juga menjelaskan, jika diberlakukan lockdown total memang susah, semua juga butuh penghidupan dan butuh usaha. Antisipasi menjadi penting agar terhindar dari wabah.
Dengan melakukan physical distancing, social distancing, sering-sering mencuci tangan, kurangi kegiatan di luar dan selalu memakai masker, jika semua bisa dilakukan dengan kesadaran diri masing-masing dan waspada dengan pendatang tentu mata rantai penyebaran Covid-19 akan bisa dihentikan, pungkasnya. (Cipt/Red)