BOJONEGORO – Penutupan dan penyemprotan pasar Kota selama dua hari, setelah petugas Medis Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bojonegoro, menggelar Rapid Test terhadap ratusan pedagang, dan mendapatkan puluhan hasilnya reaktif positif.
Rapid test 269 orang pedagang dilaksanakan Kamis 7 Mei 2020 lalu, diperoleh 86 orang pedagang hasilnya reaktif positif, 75 orang adalah warga Bojonegoro, dan 11 orang warga Kabupaten Tuban.
BERITA TERKAIT: https://kabarpasti.com/86-pedagang-di-pasar-kota-bojonegoro-hasil-rapid-test-reaktif-positif/
Sabtu 9/05/2020 siang, sekira pukul 14.00 WIB, saat awak media ini melintas di jalan JA Suprapto (sekitar TBS), tampak beberapa pedagang yang tetap melakukan aktivitas dan menggelar barang dagangannya di atas kendaraan pick up.
Ada tujuh kendaraan pick up milik pedagang terparkir di sisi ruas jalan sekitar Tambangan Bengawan Solo. Pedagang yang beraktivitas rata-rata datang dari Kecamatan Soko dan Rengel, Kabupaten Tuban.
Saat wartawan kabarpasti.com, mencoba menemui seorang pedagang cabe bernama Surat, yang berasal dari Rengel-Tuban, mengatakan meski pasar Bojonegoro ditutup, dirinya tetap berjualan demi kebutuhan ekonomi.
Selanjutnya, Surat mengaku nekad berjualan di atas kendaraan pick up, sebab kondisi jualan akhir-akhir sangat sepi. Sehingga tetap berjualan demi bertahan hidup.
“Kalau nggak nekad begini, kira-kira yang keluarga nggak makan mas, kondisi sepi banget,” ujarnya.
BERITA TERKAIT: https://kabarpasti.com/cegah-penyebaran-virus-corona-warga-bojonegoro-diharap-waspada-saat-belanja/
Dirinya menyebutkan, pada hari biasa/normal, terlebih bulan ramadhan menjelang lebaran bisa menjual cabe antara 6 sampai 7 kuintal kepada para pelanggan, namun sekarang ini susah.
“Hari begini bisa laku 2 – 3 kuintal saja sudah alhamdulillah, kalau dapat untung bisa buat kebutuhan keluarga,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, mbak Likah seorang pedagang peracangan di pasar Ngumpakdalem Kecamatan Dander, juga mengungkapkan bahwa kondisi pasar sekarang ini masih sepi, omset turun hingga 50 persen. “Belum tahu, sampai kapan kondisi seperti, harga lombok turun saja tidak dapat merubah kondisi. Yang penting saya masih bisa jualan”.
Kabag Humas Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Masirin SSTP MM, menyusul adanya hasil rapid test terhadap para pedagang beberapa hari lalu, disampaikan, bahwa penutupan pasar akan dilaksanakan selama dua hari yakni tanggal 9 – 10 Mei, sebab akan dilakukan penyemprotan cairan disinfektan secara total.
Lebih lanjut, juga akan dilakukan penataan pedagang menggunakan tanda cat/pilox, untuk pedagang yang di luar/di jalan, dengan memperhatikan protokol Covid-19, ujarnya.
“Untuk pasar yang di luar/di jalan buka jam 04.00-07.00 WIB, dan yang di dalam buka jam 06.00 – 14.30 WIB,” tutur pungkasny. (lud/red)