BATU – Guna menindaklanjuti serta mensukseskan program Desa Berdaya one village one icon (baca: satu desa satu ikon), ratusan desa dari berbagai Kabupaten, mengikuti kegiatan orientasi pembinaan terkait pedoman teknis operasional yang diselenggarakan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa Timur.
Orientasi desa berdaya digelar di Kota Batu, terbagi menjadi dua angkatan. Sesuai data yang diperoleh media kabarpasti.com, Gubernur Khofifah Indar Parawansa tercatat telah berhasil membawa 697 desa berstatus Desa Mandiri.
Kegiatan orientasi diberikan kepada masing-masing angkatan selama 3 (tiga) hari. Dihadiri para pemateri dari Dinas PMD Provinsi Jawa Timur, diikuti desa berstatus mandiri dengan peserta meliputi Kepala Desa (Kades), unsur pemuda/pemudi kreatif, dan BUM Desa.
Diketahui, sejak tahun 2021 lalu, Gubernur Jawa Timur juga telah memberikan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) kepada ratusan desa berstatus mandiri, guna menuju program desa berdaya agar desa memiliki ikon yang kreatif, inovatif, dan produktif.
Desa berdaya merupakan program kolaborasi agar desa menjadi inovatif, kreatif, dan produktif. Melalui hal tersebut, pemerintah memiliki harapan dapat meningkatkan ekonomi dengan keterlibatan pemerintah desa bersama lembaga desa pemberdayaan masyarakat secara merata dan berkelanjutan.
Pantauan di lokasi, Jum’at, 20/5/22, seluruh peserta nampak mengikuti rangkaian kegiatan orientasi secara baik dan lancar. Di hari pertama seluruh peserta dikumpulkan dalam satu ruangan, di hari berikutnya peserta yang berjumlah 132 orang itu dari 6 (enam) Kabupaten, dibagi menjadi 3 (tiga) ruangan yang berbeda. Hal tersebut, guna mengoptimalkan penyampaian materi serta pelaksanaan diskusi.
Jumlah desa mandiri yang memperoleh program desa berdaya dari Kabupaten Bojonegoro, sebanyak 12 desa.
Dhani Sutopo dari Universitas Brawijaya pada orientasi program desa berdaya menyampaikan, materi inovasi dalam mengembangkan potensi dan kreativitas agar menjadi produk iconic desa, guna mensukseskan program desa berdaya, dengan kemampuan dan kemandirian ekonomi.
“Kita akan dorong semangat pengembangan desa berdaya menjadi produk iconic desa. Baik dari yang tidak ada menjadi ada, maupun yang sudah ada menjadi lebih istimewa,” tukasnya.
Sementara itu, Wahyu Yanuarto salah seorang peserta orientasi dan pembinaan yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro mengungkapkan, bahwa kegiatan ini sangat penting untuk diikuti, khususnya bagi desa berstatus mandiri yang menerima BKK di tahun 2022.
“Desa berdaya ini tak hanya mendapatkan bantuan keuangan khusus, namun juga harus dapat mewujudkan tujuan serta harapan. Sehingga kita sangat membutuhkan pembinaan mulai pedoman umum, teknis sampai dengan mekanisme yang lain,” ucapnya.
“Kalau sudah berkaitan dengan program, apa lagi di situ terdapat anggaran, kita harus benar-benar dapat mengelola hingga melaporkan secara baik dan benar, agar tidak terjadi masalah dikemudian hari. Oleh karenanya, orientasi bahkan pembinaan sebelum pelaksanaan sangat penting dilakukan,” tambahnya.
Terima kasih kepada Gubernur Provinsi Jawa Timur, yang telah mewujudkan desa berdaya menuju satu desa satu ikon. Selanjutnya, bersama tim kerja di desanya, Wahyu Yanuarto menuturkan tetap mendukung hingga program tersebut berhasil dan memiliki manfaat secara ekonomi berkelanjutan bagi desa dan seluruh masyarakat. (redaksi)