BOJONEGORO – Budidaya sayuran dengan media hidroponik menjadi salah satu alternatif usaha menjanjikan bagi seorang entrepreneur hari ini. Bukan saja menjadi usaha paruh waktu, melainkan sudah menjadi tren usaha baru yang ditekuni sebagai profesi utama karena oportunisitasnya begitu menjanjikan seiring meningkatkan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ditengah pandemi Covid-19.
Adalah Wahyu Wibowo, 31 tahun, seorang pemuda warga RT 1 RW 4, Dusun Korgan, Desa/Kecamatan Purwosari Bojonegoro yang sudah mencoba keberuntungan menekuni usaha budidaya sayuran hidroponik hampir setahun lebih ini telah merasakan hasilnya.
Menurut pemuda kreatif ini, kesadaran masyarakat akan hidup sehat saat pandemi Covid-19 membuat permintaan sayur dari kebun hidroponik yang dibudidayakan dari hari ke hari terus mengalami peningkatan permintaan. Wahyu mengaku ada banyak perbedaan antara sayuran yang dihasilkan dirinya dengan sayuran biasa yang dijual di pasar, sayuran hidroponik lebih menghasilkan produk relatif lebih segar dan pasti bebas pestisida.
Begitupun dengan harga, karena kualitas sayur hidroponik lebih baik membuat harganya cenderung relatif lebih mahal. Dari situlah, sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki konsumen pasar tersendiri.
“Segmen pasar sayuran ini, selain dibeli perorangan, banyak juga dari mereka adalah resto lokal dan pedagang kuliner lain seperti penjual kebab dan burger,” tutur Wahyu pada media ini, Rabu (26/8/2020).
Wahyu Wibowo yang seorang lulusan SMK ini optimis, kedepan sayuran hidroponik akan terus di buru konsumen. Karena dari perkembangan pelanggan terlihat banyaknya peminat baru semakin terbiasa mengkonsumsi sayuran hidroponik dari tempat budidayanya. Untuk jenis sayuran yang dibudidayakan Pemuda ini sementara baru Selada atau daun Sla (Lactuca Sativa) dan Sawi Sendok Pakcoy (Brassica Rapa).
Sementara, omzet penjualan yang didapat dari budidaya hidroponik miliknya, Wahyu mengakui jika pendapatannya cukup lumayan. Pemuda ini mengaku, keinginannya untuk mandiri dan membantu orang tua, dirinya mencoba mencari dan membaca beberapa literatur buku budidaya tanaman sayuran hidroponik, pelan-pelan akhirnya bisa membuahkan hasil dan menjadikan sumber penghasilan harian.
“Alhamdulillah Mas, kalau hanya 150 – 250 ribu perhari pasti kita dapatkan,” tuturnya sembari tersenyum.
Sementara itu, Nur Ridha salah satu perangkat desa setempat mengakui bahwa usaha budidaya sayuran hidroponik ini sangat tepat dan cocok diwilayahnya.
“Saat banyak warga menghindari tanaman atau sayur berpestisida, tentu ini alternatif yang bagus, budidaya hidroponik juga efektif untuk memanfaatkan lahan sempit pekarangan, disamping bisa sebagai tambahan income keluarga,” papar Kaur Pembangunan ini. (Why/red)