BOJONEGORO – Mie rebus dan mie goreng masakan khas pedagang di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur, merupakan salah satu menu yang menjadi andalan para pecinta kuliner. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Terlebih disaat musim penghujan seperti saat ini.
Ada puluhan pedagang mie rebus dan mie goreng serta nasi goreng yang tersebar di sekitar wilayah Kota Bojonegoro. Sesuai kegemaran dan khas masakan, sehingga para pedagang juga memiliki pelangan yang berbeda-beda.

Ada pedagang mie rebus/goreng, dan nasi goreng yang mangkal di tengah Kota Bojonegoro, seperti di jalan Panglima Sudirman, tepatnya di Selatan kantor Pos, dan di sekitar jalan Rajawali namun masih banyak yang berada di tempat-tempat lain.
Ada di sekitar kantor PLN, ada yang disebelah kantor Kecamatan Kota, ada juga yang bertempat di jalan Bojonegoro – Tuban yakni di Kelurahan Banjarejo dan ada juga di sekitar wilayah Kaliketek, juga ada di jalan menuju TPA Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.
Salah satu dari sekian pedagang mie rebus/goreng dan nasi goreng yang memiliki cita rasa khas yakni Gendut (55) warga Kaliketek, Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro. Pedagang ini baru sekira 4 bulan lalu pindah lokasi berjualananya. Setelah tempat lamanya tidak lagi disewakan oleh pemiliknya.

“Alhamdulillah mas, sekarang sudah berjualan di rumah sendiri, meskipun awalnya harus rela woro-woro (siaran) ke seluruh pelanggan, karena kami harus pindah tempat,” ujar Gendut kepada lensa kabarpastk.com, Sabtu(16/1).
Gendut panggilan akrab pedagang mie rebus yang dahulu berjualan di Kelurahan Banjarejo, sebelah Utara pasar itu mengungkapkan, bahwa telah bertahun-tahun berjualan dan menjaga cita rasa masakan dagangannya. Agar seluruh pelanggan dapat menikmati dengan puas.
Sekira 30 tahun, berjualan mie rebus/goreng dan nasi goreng. Baginya menjaga rasa dan mutu masakan menjadi kebanggaan tersendiri, sehingga sampai kapanpun berdagang akan menjadi sumber mata pencaharian guna mencukupi kebutuhan nafkah keluarga.
Menurutnya, kalau musim penghujan seperti ini, biasa tetap buka mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB. “Namun, dikarenakan ada pemberlakuan jam malam guna menghindari kerumunan dan menjaga jarak sehingga setiap mendekati jam sembilan malam, saya sarankan untuk dibungkus, atau tidak dimakan di tempat,” kata Gendut.
Gendut pedagang yang murah senyum, suka canda ini berharap, semoga mie rebus/goreng dan nasi goreng masakan andalannya tetap digemari banyak pelanggan dan dapat memberikan pelayanan sesuai pesanan selera masing-masing pelanggan. (Ros)