BOJONEGORO – Musim hujan di wilayah Kabupaten Bojonegoro mulai tiba, saatnya warga petani mulai turun sawah untuk musim tanam pertama pertama. Tapi muncul beberapa permasalahan baru bagi petani diwilayah ini, yakni sulitnya mendapatkan bahan bakar solar untuk alat mesin pertanian (Alsintan) mereka. Seperti yang terjadi di Desa Ngumpakdalem, Dander Bojonegoro.
Muchid (50 tahun) salah satu perwakilan petani mengaku kebingungan dengan sulitnya memperoleh solar bagi kaum tani.
“Warga kami 95 % adalah petani, hujan sudah mulai turun, sebentar lagi masa tanam. Tentunya kami mulai mengerjakan sawah, tapi sayang dalam dua minggu terakhir kios sudah tidak lagi ada yang menjual solar untuk traktor dan pompa air,” keluh Muchid, Jum’at (22/10/2021).
Menurutnya, sekarang pengerjaan sawah semua menggunakan mesin, seperti Rotari, Traktor, Cultivator dan pompa air sehingga solar menjadi kebutuhan utama. Zen menjelaskan bahwa kios tidak ada lagi yang jual solar, jika ada yang jual katanya melanggar aturan, ada juga kios yang sudah kena denda karena kedapatan berjualan.
“Mau beli di POM dengan jirigen tidak boleh, yang boleh hanya mengisi BBM untuk kendaraan solar. Terus kalau truk di tap lalu dijual dolarnya juga salah,” keluh pria ini.
Petani ini meminta kepada Pemerintah Daerah Bojonegoro dan dinas terkait agar memberikan solusi mendapatkan solar resmi untuk bagi kaum petani. Karena dulu menggunakan pengantar dari desa solar boleh dibeli namun sekarang malah tak boleh.
Senada, Warno (40 tahun) salah satu Ketua Kelompok Tani di wilayah Sukosewu mengalami hal yang sama.
“Terus kenapa ini petani kita, apa sudah terlalu banyak terima subsidi, sehari hanya butuh solar 5 – 10 liter susah, sementara pengusaha dengan ratusan truk mudah mendapatkannya,” keluhnya kecut.
Saat dihubungi media ini, Arya selaku Humas Marketing Operation Region I mengatakan dikarenakan peningkatan ekonomi dan mobilitas masyarakat, Pertamina saat ini sedang mengoptimalkan penyaluran BBM terutama jenis Solar.
“Karena solar di SPBU merupakan jenis bahan bakar tertentu bersubsidi sehingga terdapat kuota/alokasi yang sudah ditetapkan,” terangnya.
Menurutnya, Pertamina menjaga alokasi tersebut bisa cukup hingga akhir 2021. Namun Pertamina juga menghimbau kepada kendaraan-kendaraan yang tidak layak menerima subsidi (mobil mewah, truk industri besar, dsb) untuk dapat mengisi BBM jenis gasoil/diesel seperti dexlite atau pertamina dex.
Seperti diketahui, dalam dua minggu terakhir terlihat di beberapa area SPBU diwilayah Bojonegoro terlihat antrian berjubel kendaraan karena mengantri untuk mendapatkan solar. (cipt/red)