Kabar Pasti
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
Kabar Pasti
No Result
View All Result
Home Lensa Pasti

Musim Panen Padi, Petani Beralih Gunakan Combine Harvester dan Blower

Sunday, 19 July 2020 - 10: 00
Musim Panen Padi, Petani Beralih Gunakan Combine Harvester dan Blower

Combine Harvester terlihat memanen padi di area persawahan Sidodadi Sukosewu. Foto: Redaksi

BOJONEGORO – Musim tanam II yang akrab disebut petani sebagai musim Walikan sudah nampak merata diwilayah pertanian petani irigasi. Seperti yang nampak terlihat di Daerah Irigasi Pacal Kiri yang ada di Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, Minggu (19/7/2020).

Tapi perbedaan sangat terlihat nyata saat petani irigasi wilayah ini memanen padi miliknya. Tehnologi kentara menggeser budaya tradisional manual yang dalam lima tahun terakhir sudah mulai hilang dari penglihatan. Masa panen tak lagi banyak melibatkan warga tani untuk berjubel di area persawahan seperti dulu, mulai menyabit padi, mengumpulkan hingga Ngedos (panen dengan alat pancal kaki).

Yang nampak kini, mesin mayoritas Combine Harvester dan Blower yang rata-rata dibawa dan dimiliki pembeli gabah.

Baca Juga

Tuang Eco Enzyme, Relawan di Bojonegoro Peringati Hari Peduli Sampah Nasional

Warkop Jadul Milik Janda Muda di Semenkidul Bojonegoro Ramah dan Full Senyum

Suyanto salah satu pembeli gabah mengaku harga gabah pada musim panen padi di wilayah irigasi hari ini harganya lumayan bagus tergantung panennya menggunakan alat apa.

“Ada kisaran perbedaan seratus rupiah pada hasil gabah yang dipanen, kalo pakai combine 4.400, pakai blower 4.300 dan kalau menggunakan Dos manual hanya 4.200,” terang pedagang ini.

Penebas gabah ini juga menyampaikan bahwa petani irigasi wilayah Sukosewu yang panen hari ini harusnya makmur. Berbeda dengan wilayah yang tadah hujan seperti Sumberejo Kidul yang banyak gagal panen karena kurangnya stok air saat padi membutuhkan air.

Seperti yang disampaikan Rokhim (35 tahun) salah satu petani dari Sumberejo Kidul yang mengaku panen namun hasilnya jelek, karena kurangnya air saat padi akan berisi.

“Apa mas, hasilnya turun drastis, susah banget, punya setengah hektar tapi panen kemarin gak nyampai 1 ton,” terangnya mengeluh.(Cipt)

SendShareTweet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2022 Kabarpasti.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Olahraga & Hiburan
  • Ekonomi & Wisata
  • Kolom

© 2022 Kabarpasti.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist