BOJONEGORO – Agro Wisata kebun Blimbing merupakan salah satu tempat andalan yang ada di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Namun sejak munculnya pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) para petani sangat merasakan dampaknya.
Hampir satu tahun wabah Virus Corona melanda seluruh negara di dunia ini. Tak terkecuali para pelaku wisata dan seluruh komponen yang ada di sekitarnya.
“Sampai saat ini, kami bersama para petani dan pedagang di agro wisata blimbing, sangat merasakan dampak akibat wabah Virus Corona. Entah kapan semua ini berakhir, hanya bisa pasrah,” ujar salah seorang pedagang.
Nur Mufarokha (50) pedagang warga asli Dusun Mejayan, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu ini menyampaikan bahwa selama masa pandemi agro wisata sangat sepi pengunjung. Sehingga secara perekonomian dampaknya sangat dirasakan bagi seluruh masyarakat khususnya para petani dan pelaku usaha yang setiap hari menggantungkan hidupnya dari agro wisata blimbing.
Beberapa waktu yang lalu, kondisi sempat membaik, dengan adanya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Namun, di ujung tahun 2020 gelombang pandemi Covid-19 seakan mengalami peningkatan yang tinggi. Pemerintah akhirnya harus melakukan tindakkan terkait pencegahan guna memutus mata rantai penyebaran Virus Corona, salah satunya membatasi kegiatan masyarakat agar menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

“Padahal di bulan Januari seperti ini, blimbing saatnya panen, tak hanya itu jambu cristal merah juga panen. Namun kondisi agro sepi, karena ada lonjakan kasus Covid-19 sehingga diberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat,” ujar Nur kepada awak media kabarpasti.com, Minggu(17/1/21).
Di agro wisata blimbing Desa Ngringinrejo ini, himbauan penerapan protokol kesehatan sangat ketat bagi seluruh pengunjung. “Di sini juga disediakan cuci tangan disetiap sudut, untuk pengunjung juga diwajibkan memakai masker,” terangnya.
Lanjutnya, akibat pengunjung sepi, para petani akhirnya merubah cara menjual hasil panen blimbing dan jambu cristal merah. Kadang ada yang sehari penuh tidak melayani pembeli, sehingga harus dijual keliling dari satu desa ke desa lain, juga ada yang dijual di pasar mapun melalui online. Hal ini dilakukan karena para petani tak ingin blimbing dan jambu cristal yang ada di kebun busuk di pohon atau berjatuhan sia-sia.
Di akhir, Nur Mufarokha mengungkapkan semoga pandemi Covid-19 segera berakhir, agar seluruh aktivitas masyarakat dapat berjalan seperti semula. Dan berharap agar pengunjung di agro wisata di Desa Ngringinrejo datang dan dapat menikmati segaranya buah blimbing dan jambu cristal.
Data yang dihimpun, harga blimbing saat ini Rp. 7.000 per kilogram, dan harga jambu cristal merah Rp. 10.000,-. (Cipto)