BOJONEGORO – Menjelang puasa Ramadhan dimanfaatkan banyak warga muslim berziarah di tempat-tempat religi seperti mengunjungi makam Wali Songo (dalam bahasa Jawa) yang merupakan penyebar agama Islam khususnya di pulau Jawa.
Begitupun mendekati bulan Ramadhan ini, wisata religi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terlihat mulai banyak dikunjungi wisatawan meski harus menerapkan protokol kesehatan di lokasi wisata karena masih berada di masa pandemi Covid-19. Diantara lokasi wisata religi yang juga banyak dikunjungi peziarah dan wisatawan lokal adalah Makam Wali Kidangan yang berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro.
Nursalim salah satu Kaur Perencanaan, Desa Sukorejo mengatakan bahwa setiap malam Jum’at lokasi ini sangat ramai dibanding hari biasa.
“Peziarah banyak berasal dari warga sekitar maupun dari luar wilayah Malo, seperti Tuban, Cepu maupun Blora,” ungkapnya Nursalim, Sabtu (10/4/2021).
Wisata religi Makam Wali Kidangan sendiri ada di atas bukit Kidangan yang jaraknya sekitar 1,5 km dari Jembatan Malo menuju arah utara, tepatnya di Desa Sukorejo. Untuk sampai di makam ini kita harus menaiki sekitar 500 anak tangga keatas bukit. Lokasinya yang terlihat syakral namun rindang dan sejuk membuat peziarah begitu kerasan mendo’akan dan berharap berkah dari ditempat religi ini.
Sementara itu, Wahyu Setiawan, Ketua Asosiasi Pegiat dan Pelaku Pariwisata Indonesia mengaku mulai ada peningkatan pengunjung wisata di Bojonegoro, utamanya religi.
“Di bulan Rajab dan Sya’ban kunjungan wisatawan atau peziarah mulai ada peningkatan, karena memang ziarah ke makam wali atau leluhur menjelang Ramadhan sudah menjadi tradisi,” ungkap Pegiat Wisata ini.
Menurutnya, kunjungan wisata religi sebelum Covid-19 pada bulan Rajab dan Sya’ban sangat ramai, namun jika dibandingkan dengan hari biasa sejak pandemi kunjungan menurun, hal itu disebabkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di sektor pariwisata.
Konon, Makam Wali Kidangan dipercaya sebagai makam seorang ulama besar bernama Syech Muqodar dari Kasultanan Pajang atau yang disebut Wali Kidangan, ada pula yang menyebutnya Pangeran Kumbang Ali-Ali. Makam ini tidak pernah sepi peziarah dari berbagai daerah, utamanya pada malam 1 Muharram atau 1 Syuro ketika haul tahunan digelar oleh masyarakat sekitar. (shint/red)