BOJONEGORO – Siapa sangka, Sangkar Burung Perkutut yang di hasilkan tangan-tangan terampil masyarakat Desa Sukorejo, Kecamatan Malo, Bojonegoro mampu menembus pasar wilayah Tuban, Lamongan, Gresik hingga Jawa Tengah.
Memang, kerajinan Sangkar Burung Perkutut adalah kegiatan industri rumahan yang melibatkan masyarakat. Tentu, kerajinan sangkar ini bisa menambah pendapatan warga desa setempat disamping pemenuhan kebutuhan hidup keluarga yang hanya ditunjang dari hasil pertanian.
Kepala Desa Sukorejo, Didik Dwi Agung berharap Desa Sukorejo Malo ini bisa menjadi sentra ikonik kerajinan Sangkar Burung yang dapat memberdayakan masyarakat.
“Karena pengrajin Sangkar Burung disini hampir merata, ditunjang keunikan dan ciri tersendiri dari hasilnya membuat penggemarnya selalu mencarinya,” ungkap Didik, Jum’at (13/1/2023).
Sementara itu, Mujianto, warga RT 7, RW 3, Desa Sukorejo Malo adalah salah satu pengrajin Sangkar Burung Perkutut yang telah menekuni bisnis ini mulai 2017 sampai sekarang.
“Sampai hari ini pelanggan kita baru dari wilayah Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Surabaya, Rembang, Tulungagung sama Madiun,” ungkap pria ini.
Disinggung soal produksinya perbulan, Mujianto mengaku rata-rata sekitar 400 sangkar, dengan harga jual yang dibandrolnya mulai Rp.80 ribu bahkan ratusan ribu tergantung model dan design permintaan pembeli.
“Untuk pemasaran, biasanya pembeli atau pemesan langsung datang dan memesan. Ada juga yang kita pasarkan ke pasar-pasar burung dibeberapa kota sekitar Bojonegoro,” ujar pria ini.(why/red)