BOJONEGORO – Pengerjaan infrastruktur jalan dengan metode rigid cor beton di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terkesan kurang optimal dan mengabaikan mutu serta kualitas. Terbukti hal tersebut masih ditemukan di salah satu lokasi.
Seperti yang didapati awak media kabarpasti.com Kamis, 23/9/21, pada paket pekerjaan peningkatan jalan Kumpulrejo – Bendo. Lokasi itu berada di wilayah Kecamatan Kapas, di sana hanya terdapat sejumlah pekerja diduga pelaksana atau mandor, hingga konsultan pengawas tidak berada di lokasi.
Sekira 500 meter satu sisi jalan yang telah dilakukan pengecoran, ditemukan retak tembus dan nampak terbelah. Di sepanjang cor tersebut terdapat 6 (enam) titik keretakan hingga tembus ke bawah.
Diketahui, pada laman LPSE Bojonegoro, paket pekerjaan peningkatan jalan cor beton Kumpulrejo – Bendo, kegiatan tersebut tercatat di bawah naungan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang, yang dibiayai APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kabupaten Bojonegoro Tahun 2021.
Pekerjaan tersebut dimenangkan PT Fatiga Karya Putra yang beralamat di jalan Ade Irma Suryani Nomor 2, RT 14 RW 02 Kelurahan Klangon, Kec/Kabupaten Bojonegoro. Dengan Pagu Rp. 15.000.000.000,- dan HPS Rp. 8.140.297.000,-.
Sesuai data, PT Fatiga Karya Putra memenangkan lelang pada paket pekerjaan tersebut dengan harga penawaran dan negoisasi senilai Rp. 6.512.393.272,45.
Saat mencoba menanyakan kepada salah seorang pekerja, terkait di mana keberadaan pelaksana kegiatan yang mewakili penyedia jasa/kontraktor. Pekerja menjawab tidak tahu dan entah sedang ke mana. Bahkan konsultan pengawas juga tidak berada di lokasi.
Selanjutnya, awak media ini menghubungi Kepala Bidang Jalan PU Bina Marga Penataan Ruang, melalui percakapan di aplikasi WhatsApp Radityo B, menjawab bahwa peningkatan jalan Kumpulrejo – Bendo itu merupakan paket pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya.
“Iya pak, itu masuk wilayah kerja dan tanggungjawab saya,” ujarnya.
Lebih lanjut, konsultan pengawas serta pelaksana kegiatan lokasi, sekira pukul 14.20 WIB dihubungi melalui sambungan telepon seluler keduanya tidak merespon, lalu saat dihubungi melalui aplikasi WhatsApp juga tidak kunjung ada tanggapan. (Cipt/dik)
Jooss
Terlalu mengada ngada… Emang wartawannya Paham Tentang Pengerjaan Sipil .. atau jangan2 emang senngaja Berjarak itu antar satu beton dengan Beton lainnya.. guna antisipasi pergeseran tanah….
bukanya dilatasi dibuat setelah pengerjaan cor kering