Kabar Pasti
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
Kabar Pasti
No Result
View All Result
Home Desa & Budaya

Malam Istimewa, Purnama Sastra Bojonegoro ke-66 Kedatangan Bupati, Presiden hingga Raja

Friday, 17 June 2022 - 07: 00
Malam Istimewa, Purnama Sastra Bojonegoro ke-66 Kedatangan Bupati, Presiden hingga Raja

Hadirnya Bupati hingga Raja di Purnama Sastra Bojonegoro ke-66.

BOJONEGORO – Purnama Sastra Bojonegoro (PSB) semakin menjadi magnet bagi kalangan penyair dan seniman di Indonesia. Hal itu tampak dari antusiasme pelaku sastra dan seniman hadir dan mengambil bagian dalam agenda seni bulanan ini.

Jika pada gelaran PSB sebelumnya dihadiri para penyair dari Sragen dan Semarang, pada PSB ke-66 yang digelar Kamis, (16/6/2022) di kediaman Suyanto Munyuk, Sugihwaras ini dihadiri Widodo Basuki dari Sidoarjo sebagai Raja Gurit, Aming Aminoedin Mojokerto yang Presiden Penyair Jawa Timur, juga Herry Lamongan yang dijuluki Bupati Gurit.

Penyematan julukan itu bukan tanpa alasan. Aming Aminoedhin dijuluki sebagai Presiden Penyair karena dikenal sangat produktif dalam penerbitan antologi puisi dan getol dalam menyelenggarakan even sastra di Jawa Timur. Terlebih pada saat itu Aming masih aktif sebagai PNS di Balai Bahasa Jawa Timur.

Baca Juga

Anugerah Promosi Desa Wisata Nusantara 2022 Kemendes PDTT, Ini 10 Pemenangnya

Tolak Hutan Ditanami Tebu, Warga 3 Desa Ini Geruduk Perhutani KPH Bojonegoro

Begitupun Widodo Basuki mendapat julukan sebagai Raja Gurit karena selain dikenal sebagai penulis geguritan (puisi Jawa) yang sangat produktif, dia adalah Pemimpin Redaksi Majalah Jayabaya yang cukup memberi ruang yang luas bagi penulis sastra Jawa, baik pemula maupun senior.

Sementara itu Suheri yang dikenal dengan nama Herry Lamongan mendapat julukan sebagai Bupati Gurit, selain cukup produktif dalam penulisan karya sastra, pria ini juga mempunyai pengaruh yang cukup kuat di Komunitas Sastra dan Teater di Kabupaten Lamongan.

Ikhwal ketertarikan mereka dengan Purnama Sastra Bojonegoro, mereka mengatakan bahwa Purnama Sastra Bojonegoro adalah peristiwa budaya yang tidak boleh dilewatkan.

“Purnama Sastra Bojonegoro menjadi fenomena karena konsistensinya. Tidak banyak lho event yang bisa bertahan dengan kemandirian tanpa ada sokongan anggaran dari pemerintah,” kata Aming.

Sementara itu Widodo Basuki mengatakan bahwa dirinya sudah lama mengamati pergerakan Sastra Bojonegoro, khususnya Purnama Sastra Bojonegoro.

“Sebenarnya saya sudah lama ingin hadir di acara PSB ini, namun baru sekarang bisa hadir,” terang Widodo Basuki usai acara.

Selain dihadiri tokoh-tokoh sastra Jawa Timur, juga dihadiri para pegiat sastra di Bojonegoro, Nganjuk dan Tuban mulai dari pelajar, mahasiswa hingga sastrawan yang lebih senior.

Suyanto selaku tuan rumah penyelenggaraan PSB ke-66 mengaku puas dengan performa para penyaji sungguh merasa puas dan sangat berterima kasih kepada semua yang hadir.

“Penampilan yang disajikan cukup beragam, mulai dari sajian musik, tari, puisi dan geguritan yang bukan saja menghibur tetapi juga bisa menjadi media introspeksi,” papar lelaki yang lebih akrab dipanggil Yanto Munyuk ini.

Soal tema “Manusia Merdeka” yang disematkan pada PSB ke-66 ini, Yanto mengungkapkan bahwa pada dasarnya seni dan sastra bersifat memerdekakan dan saat ini dirinya merasa benar-benar merasakan sebagai manusia merdeka karena telah terlepas dari sistem yang cenderung membunuh laku kreatif individu.

“Sastra atau kesenian lainnya itu harus merdeka dan tidak bergantung. Dan PSB telah membuktikan kemandirian itu, jadi bisa dikatakan bahwa PSB adalah tempat berkumpulnya manusia manusia merdeka,” terang Suyanto.

Senada dengan Suyanto, Agus Sighro Budiono bertutur bahwa PSB adalah gerakan unik, PSB terus bergerak meskipun tanpa pengurus.

“PSB ini benar-benar gerakan yang merdeka dan mandiri sebab di PSB tidak ada pengurusnya, semua berjalan berdasar keikhlasan,” pungkasnya. (*/BK/red)

SendShareTweet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2022 Kabarpasti.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Olahraga & Hiburan
  • Ekonomi & Wisata
  • Kolom

© 2022 Kabarpasti.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist