BOJONEGORO – Merebaknya pandemi Covid-19 menghasilkan trend baru di masyarakat dengan banyaknya bermunculan komunitas sepeda, bahkan banyak keluarga mendadak bersepeda.
Paguyuban Sepeda Tempoe Doeloe (Pasteloe) Bojonegoro adalah paguyuban penghobi sepeda onthel tua Bojonegoro, wadah berkumpulnya orang-orang penikmat sepeda ontel tempo dulu.
Berdiri sejak tahun 2003, Pasteloe di dipimpin oleh H. Asiar Gatut Amansari sebagai ketua, dari awal terbentuknya Pasteloe masih aktif dan eksis hingga kini. Ditengah menjamurnya sepeda gunung dan minion, sepeda onthel tua, anggota Pasteloe masih setia dengan onthel tuanya. Warga Bojonegoro lazim menyebutnya Sepeda Onta.
Penggemar sepeda tua ini tidak pernah lekang di hantam zaman, tidak tergilas modernitas, keberadaannya selalu ada dan tetap eksis hingga sekarang.
Baca Juga : https://kabarpasti.com/tren-baru-bersepeda-saat-pandemi-gcc-eksis-dari-2009/
Setiap Minggu pagi, puluhan anggota Pasteloe rutin berkumpul di Alun-alun Bojonegoro dan konvoi ria berputar-putar menyusuri jalan-jalan kota dengan sepeda onthelnya.
H. Asiar Gatut Amansari sebagai Ketua Pasteloe Bojonegoro menjelaskan bahwa komunitas ini adalah cikal-bakal berdirinya Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Cabang Bojonegoro.
“Pasteloe itu embrio Kosti sebagai organisasi nasional yang disetiap kota ada cabangnya, kebetulan saya di Bojonegoro dipercaya menjadi ketuanya,” tutur Gatut Persibo ini.
Berita Terkait : https://kabarpasti.com/bukan-regulasi-pajak-sepeda-kemenhub-siapkan-regulasi-keselamatan-pesepeda/
Pasteloe maupun Kosti mempunyai banyak agenda kegiatan yang sifatnya sosial dan selalu dilibatkan dalam setiap event pemerintah daerah.
“Pengambilan Api Pon Remaja tahun 2014 dan Api Pon Porprov 2019 kita ikut dalam prosesi upacara pengambilan dan mengarak api itu keliling kota,” cerita Gatut.
Pasteloe setiap Peringatan Kemerdekaan RI, juga selalu hadir dan memeriahkan, tidak hanya itu Pasteloe juga peduli akan kelestarian alam dan lingkungan, pernah menanam ratusan pohon penghijauan di Kecamatan Sumberejo.
“Jadi Pasteloe bukan sekedar tempat berkumpulnya penggila sepeda tua yang hanya bergerombol dan hura-hura dijalan, namun banyak kegiatan sosial yang kita terlibat di dalamnya,” pungkasnya.(Lud)