BOJONEGORO – Meski Kelurahan Ledok Kulon termasuk wilayah zona merah penyebaran Covid-19 di Bojonegoro, upacara ritual Kirab Pusaka Ki Andongsari yang merupakan satu rangkaian Haul ke-238 Ki Andongsari yang diyakini warga setempat sebagai sesepuh tlatah Ledok. Yang kini terbagi dua menjadi Ledok Kulon dan Ledok Wetan. Pelaksanaan Haul Ki Andongsari ke-238, akan digelar pada Selasa Kliwon, (01/9/2020) bertepatan 7 Muharam 1442 H.
Agus Sighro selaku panitia bidang Pelestarian Budaya menyampaikan bahwa peringatan Haul Ki Andongsari akan diawali dengan tahtimul Qur’an, bacaan shalawat, tahlil dan doa bersama pada Senin Wage malam Selasa Kliwon. Baru pada pagi harinya dilaksanakan jamasan dan Kirab Pusaka Ki Andongsari.
Menurut Sighro, pelaksanaan Kirab Pusaka tetap akan dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan untuk pencegahan penyebaran Covid-19. Kirab pusaka tahun ini tentu akan berbeda dari tahun sebelumnya, dimana semua warga di tlatah Ledok berpartisipasi ikut mengiring pusaka dengan membawa Gunungan Palawija dan produk unggulan masyarakat Ledok yakni tahu, namun tahun ini rencananya hanya akan diikuti maksimal 25 orang yang terdiri dari Juru Kunci dan pengurus Paguyuban Pemakaman Islam Ki Andongsari.
Meski demikian, lanjut pria yang juga aktivis Kelompok Kerja Kebudayaan Bojonegoro ini, kirab pusaka dilakukan dengan format sederhana ini justru malah lebih mengena. Sebab hakikat dari pelaksanaan kirab pusaka Ki Andongsari adalah mensyiarkan nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh Ki Andongsari sebagai Bupati dari Ngurawan yaitu Adipati Aryo Metahun.
Seperti diketahui, nilai-nilai yang diajarkan salah satunya menanamkan kejujuran dan kesederhanaan. Ki Andongsari rela meninggalkan segala kemewahan sebagai Bupati dengan mengembara dan menyamar sebagai Tukang Mbarang (pengamen) Kentrung demi menjaga martabat bangsa yang tak sudi tunduk pada kolonial Belanda sekaligus menyebarkan ajaran Islam di Tlatah Ledok.
Sementara, sedekah bumi atau syukuran warga yang biasanya dilaksanakan setelah pusaka kembali disemayamkan pada Cungkup juga tetap dilaksanakan. Namun panitia berharap warga tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Karena manganan adalah bagian dari tradisi masyarakat Jawa untuk menjaga sikap guyub rukun, maka panitia tetap menyiapkan acaranya. Namun harapan kami masyarakat tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan memakai masker dan physical distancing. Semoga acara Haul Ki Andongsari tahun ini tidak mengurangi semangat dan gairah warga Tlatah Ledok untuk menjadikan Kirab Pusaka sebagai destinasi wisata religi di Bojonegoro,” pungkas Agus Sighro.(beka)