BOJONEGORO – Momentum pengisian perangkat desa menjadi menarik bagi sebagian warga untuk mengadu nasib mencoba keberuntungan dengan mendaftarkan diri mengikuti seleksi pengisian lowongan jabatan tersebut. Tapi menjadi berbeda jika pengisian disinyalir adanya kasak-kusuk permainan.
Seperti halnya di Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro, karena beberapa peristiwa terjadi diawal tahap pengisian, menjadikan beberapa warga peminat memilih tidak mendaftar dengan alasan karena ada anggapan sudah ada bakal calon jadi. Apalagi, sampai dengan hari ini semua desa baru pada tahap Pengumuman dan belum didapatkan Perguruan Tinggi sebagai pihak ketiga menambah keraguan calon pendaftar yang rencananya pada pembukaan
bakal calon pada 17 Maret 2021 mereka akan mendaftar.
Irma (25 tahun) salah satu warga asal Desa Sukosewu mengaku bahwa semula dirinya bersemangat akan mendaftarkan diri mengikuti pengisian perangkat di desa Semenkidul, Sukosewu.
“Semula berminat, tapi karena adanya kejadian beberapa hari lalu, jadi gak minatlah, mending usaha lain saja,” terangnya pada media ini, Kamis (11/3/2021).
Menurut perempuan ini, kabar miring sudah diterimanya ditambah lagi peristiwa anarkis beberapa hari lalu di Desa Semenkidul. Setelah dibicarakan bersama keluarga, akhirnya diputuskan untuk tidak jadi mendaftar jika nanti lowongan sudah dibuka.
Senada disampaikan, Deny (30 tahun) warga Desa Sidodadi yang kini tinggal di Kecamatan Kapas juga mengatakan hal yang sama.
“Awalnya minat banget sih, tapi sekarang koq jadi males ya Mas, paling-paling hanya formalitas saja, kursinya sudah terisi,” tuturnya pada media ini.
Seperti diketahui, pada tahun ini sebanyak 10 desa di Kecamatan Sukosewu akan mengisi 16 lowongan perangkat desa yang belum sempat terisi dalam dua tahun terakhir dan tahapan hari ini baru memasuki sosialisasi pengisian hingga 12 Maret besok, yang akan dilanjutkan dengan kerjasama dengan Perguruan Tinggi sebagai pihak ketiga hingga 16 Maret 2021 nanti. (cipt/BK)