Oleh : Moh. Solehudin *)
SEJARAH adalah pelajaran berharga bagi yang mau memgambilnya. Bojonegoro sejak zaman dahulu kala penuh dengan kemiskinan, bahkan sampai di tahun 2000 masih menjadi Kabupaten termiskin di wilayah Provinsi Jawa Timur. Sampai tahun 2008 masih nomor 8 termiskin, dan sampai tahun 2016 nomor 11 termiskin di Jawa Timur.
Namun ada yang menarik sejak tahun 2009 sampai 2018 indek kedalaman dan keparahannya lebih baik dibading dengan Kabupaten tetangga dan bahkan Kabupaten Gresik. Maksudnya orang-orang miskin di Bojonegoro tidak lebih parah atau menderita dibanding dengan Kabupaten tetangga.
Menarik menyimak apa saja kebijakan Pemkab disaat itu sehingga berdampak pada keringanan beban bagi masyarakat bawah?
1. JAMKESDA, dengan jamkesda bukan hanya orang miskin yang tertolong, tapi siapa saja yang merasa tidak mampu. Pemkab sangat jeli melihat celah menjaga warganya agar tidak jatuh miskin. Membantu mereka yang rentan.
2. Pencairan ADD di awal tahun sehingga ada perputaran uang hingga di wilayah pedesaan
3. Pelaksanaan pekerjaan proyek kecil yang memungkinkan PL di awal tahun. Sehingga kontraktor kecil dapat memutar uangnya.
4. Pemberlakukan upah minimum pedesaan. Di beberapa desa muncul prabrik padat karya.
5. Pemberian beasiswa Dana Alokasi Khusus pendidikan bagi siswa siswi SLTA. Harus diakui bahwa dengan beasiswa ini dan dicairkan di bulan Januari atau paling lambat Februari membuat daya beli warga terjaga. Meski beberapa sekolah mengeluh karena tidak mendapatkan pembayaran SPP, namun pencairan dana DAK sangat efektif sebagai obat penawar saat krisis.
6. Konten local. Sebuah kebijakan afirmatif saat Blok cepu mulai eksplorasi yang memberi dorongan dan penguatan pengusaha dan tenaga kerja lokal terlibat menikmati kue pekerjaan. Meski paving banyak dikritik karena perlu perawatan ekstra, namun efek ekonominya terbukti positif bagi ekonomi Bojonegoro.
7. Panen dan Pupuk. Pemkab saat itu sangat getol mengawal distribusi pupuk dan harga gabah saat panen. Sehingga harga pupuk terjaga dan harga panen dapat dinikmati petani.
Itulah sekelumit yang penulis ketahui mudah mudahan menjadi pelajaran buat kita semua, Matur nuwun.
*) Penulis adalah Penikmat Masalah Sosial Kemasyarakatan
Josss