BOJONEGORO – Dalam usaha terus memperjuangkan nasib Kaum Marhaenis, di Hari Ulang Tahun yang ke- 47, PDI-Perjuangan Bojonegoro menggelar Sarasehan Pertanian.
Sesaat setelah Reses Donny Bayu Setiawan anggota Fraksi PDI-P Komisi B DPRD Bojonegoro, kegiatan Sarasehan digelar di Desa Belun Kecamatan Temayang, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (30/1/20).
Narasumber kegiatan ini adalah Helmy ElizabethvKepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Camat Temayang dan Kades Belun serta Pengurus DPC PDI-P Bojonegoro. Sementara peserta adalah Kelompok Tani, beberapa Kepala Desa dan kader PDIP Se-Kecamatan Temayang dan sekitarnya.
Sarasehan lebih banyak membahas Program Petani Mandiri yang lebih spesifik terkait dengan keberadaan Kartu Petani Mandiri (KPM+).
Kondisi riil di lapangan, dijumpai bahwa masih banyak petani yg belum menerima manfaat dari KPM+, sementara KPM merupakan program unggulan pasangan Anna-Wawan dalam Pilkada 2018 lalu.
Banyak hal yang menjadi penyebab belum diterimanya kartu ini diurai tuntas dalam sarasehan ini, sehingga semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan program KPM+ sebagaimana mekanisme yang prosedural.
“Bagi Petani yang belum tergabung dalam kelompok tani, agar tergabung atau membuat kelompok sesuai ketentuan yang ada, tentu dengan arahan dari Dinas Pertanian/ PPL,” jelas Helmy Elizabeth.
Selain membahas KPM, sarasehan juga membahas kelangkaan pupuk pada masa tanam saat ini. Karena menurut Dinas Pertanian, memang jatah quota pupuk saat ini dikurangi.
Donny Bayu Setiawan saat menanggapi kelangkaan pupuk yang terjadi berharap agar Dinas Pertanian selalu sigap mengantisipasinya.
“Agar kelangkaan ini tidak terjadi berulang-ulang saat musim tanam, Dinas Pertanian harus jeli dan sigap,” pinta anggota DPRD Bojonegoro dua periode ini.
Kegiatan Sarasehan yang dilakukan dalam Ulang Tahun ke – 47 PDI-P Bojonegoro ini sekaligus menegaskan bahwa PDI-Perjuangan konsisten untuk selalu memperjuangkan Kaum Marhaen (termasuk petani) dalam setiap derap langkah kebijakannya.(BK/Red)