BOJONEGORO – Workshop dan pelatihan secara virtual yang digelar APKS (Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis) PGRI Kabupaten Bojonegoro, guna menindaklanjuti keluhan metode pembelajaran jarak jauh yang dialami para guru, siswa, dan orangtua siswa, Rabu 26 Agustus 2020 memasuki hari terakhir.
Kegiatan yang digelar sekira satu pekan tersebut diikuti sebanyak 930 orang peserta dari berbagai daerah. Diberitakan sebelumnya, bahwa selama pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sistem pembelajaran diganti dengan metode daring, tak jarang guru, siswa hingga orangtua merasa kesulitan mengikuti hal tersebut.
Salah satu panitia kegiatan Ajun Pujang Anom, mengatakan pada workshop dan pelatihan ini, seluruh materi terkait dengan metode pembelajaran yang menjadi keluhan peserta telah dijelaskan oleh pemateri. Dibantu 10 orang tenaga lainnya yang juga turut mengelola di ruang laboratorium yang ada di SMP PGRI 1 Bojonegoro.

Menurutnya, sebelum diselenggarakan workshop, panitia telah melakukan survei terkait dengan kebutuhan masing-masing peserta. Di antaranya, terkait kebutuhan dasar metode pembelajaran jarak jauh seperti jaringan internet, serta peralatan yang dibutuhkan.
“Sebelum digelar kegiatan pelatihan telah dilakukan survei baik daring maupun luring,” kata Ajun Pujang Anom.
Selama workshop, seluruh peserta dapat mengajukan pertanyaan secara interaktif kepada pemateri, sehingga apa yang menjadi keluhan serta kesulitan dapat disampaikan secara virtual, terang Ajun.
Lebih lanjut dikatakan, di hari terakhir saat ini, materi pelatihan yakni pemaparan tugas dari peserta berupa model pembelajaran yang telah dibuat. “Apa bila peserta merasa kurang jelas maupun belum mengerti bisa menyampaikan secara langsung, agar dijelaskan oleh pemateri”.
Melalui media kabarpasti.com, Ajun Pujang Anom, berharap semoga materi-materi yang disampaikan pada workshop dapat memberikan kemudahan bagi seluruh peserta, dan dapat bermanfaat sebaik-baiknya terlebih juga dapat meningkatkan proffesionalis guru menghadapi metode pembelajaran di era adaptasi kebiasaan baru di masa pandemi Covid-19. (Cipto)