Kabar Pasti
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Kolom
    • Olahraga & Hiburan
    • Ekonomi & Wisata
    • Lensa Pasti
    • Video
No Result
View All Result
Kabar Pasti
No Result
View All Result
Home Politik & Kebijakan

Harga Kedelai Terus Naik, Perajin Kesulitan Memasarkan Tahu dan Tempe

Monday, 1 February 2021 - 13: 47
Harga Kedelai Terus Naik, Perajin Kesulitan Memasarkan Tahu dan Tempe

Seorang pekerja ketika menunjukkan salah satu jenis kedelai impor, Senin(1/2/21).

BOJONEGORO – Harga kedelai di wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kembali naik. Menyusul kenaikan yang terjadi diseluruh daerah, hal tersebut dikabarkan salah satu pedagang yang juga pemasok kebutuhan kedelai ke sejumlah perajin tahu dan tempe.

Hingga Senin, 1/2/21 harga kedelai tak kunjung stabil, bahkan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Sebelumnya harga berkisar Rp. 6.000 – 6.500,-, saat ini naik mencapai 50 persen. Bagi pedagang, hal ini mungkin tidak begitu berpengaruh, namun bagi para perajin tahu dan tempe kenaikan harga kedelai menjadi salah satu kendala yang cukup berarti.

“Sebelum naik, dahulu harga kedelai berkisar 6.000 – 6.500 per kilogram, namun semenjak naik, mulai harga 7.000 hingga saat ini mencapai Rp. 9.400 per kilogram,” kata Choirul Huda kepada awak media kabarpasti.com.

Baca Juga

Kesepakatan Resmi, NasDem, Demokrat dan PKS Tandatangani Piagam Koalisi Perubahan

Forum Pesantren Desa Jatim Dukung Anies – AHY di Pilpres 2024

Dirinya mengungkapkan, kenaikan harga kedelai dirasakan sejak bulan Nopember tahun 2020 lalu hingga saat ini. Beberapa hari lalu, bersama-sama perajin tahu dan tempe lainnya, juga telah menyampaikan kendala kepada Pemerintah Kabupaten melalui Kepala Kelurahan Ledok Kulon, namun hingga saat ini belum ada tindakkan atau solusi.

Choirul Huda, perajin tahu yang beralamat di Kelurahan Ledok Kulon, RT 4 RW 03 ini, setiap hari menghabiskan 150 kilogram kedelai guna mencukupi produksi tahu yang dijual ke luar daerah. Ia berharap kepada pemerintah segera mengambil tindakkan khususnya mencarikan solusi agar harga kedelai dapat diturunkan dan kembali normal seperti dahulu.

“Kalau harga kedelai naik, maka kami kesulitan untuk memasaran hasil produksi, sebab selama ini kami menjual tahu ke luar daerah yakni di Cepu dan Blora,” tuturnya.

Sementara itu, M. Iwan Nasirudin, salah seorang pedagang kedelai yang beralamat di Jalan KH Mansur, Kelurahan Ledok Wetan, mengatakan terkait kabar kenaikan harga kedelai sebenarnya tidak hanya terjadi saat ini saja. Namun, sejak akhir tahun 2020 lalu, hampir setiap hari harganya naik turun.

“Sebenarnya kedelai impor ini, harga stabil mencapai Rp. 10.000 sampai 11.000,- namun beberapa hari yang lalu mungkin ada upaya yang dilakukan pemerintah sehingga dapat menekan harga dan sempat turun,” katanya.

“Untuk update atau pembaruan harga kedelai, kami selalu menyampaikan kepada seluruh pelanggan setiap ada kenaikan maupun saat harga turun,” terangnya.

Terpisah, saat dihubungi melalui percakapan pada aplikasi WhatsApp, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Drs. Sukaemi, M.Si, menanggapi bahwa pihaknya telah guna antisipasi jangka panjang, pihaknya telah mengambil langkah dan berkoordinasi bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, agar memberikan motivasi kepada petani lokal, untuk menanam kedelai bibit unggul serupa kedelai impor, harapannya agar ketersediaan kedelai dapat mencukupi kebutuhan produsen tahu dan tempe.

Selain mengalihkan antusias produsen untuk membeli kedelai lokal, sekaligus sebagai langkah untuk memancing penurunan harga kedelai impor.

“Sebab, kedelai impor sudah lama memenuhi kebutuhan produsen, sehingga harganya cenderung naik, terlebih kebijakan impor adalah kewenangan Disperindag Provinsi dan hal ini juga sudah kami koordinasikan,” jelasnya.

Dirinya berharap produsen atau perajin tahu dan tempe khususnya yang ada di Kabupaten Bojonegoro, agar tidak bergantung pada kedelai impor. Apa bila harga kedelai lokal terjangkau, maka para petani dapat beraktifitas serta perekonomiannya meningkatkan, pungkasnya. (Fhm)

SendShareTweet

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak

© 2022 Kabarpasti.com

No Result
View All Result
  • Home
  • Peristiwa
  • Politik & Kebijakan
  • Hukum & Pemerintahan
  • Pendidikan & Kesehatan
  • Desa & Budaya
  • Olahraga & Hiburan
  • Ekonomi & Wisata
  • Kolom

© 2022 Kabarpasti.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist