BOJONEGORO – Petani padi di Kabupaten Bojonegoro bulan ini telah memasuki masa panen raya dari masa tanam pertama. Dari wilayah barat hingga timur Kota Minyak ini, dipersawahan nampak aktivitas petani memanen padi, baik menggunakan Combi, Blower hingga alat perontok padi tradisional.
Panen raya menjadi salah satu harapan semua petani untuk mendapatkan hasil melimpah dari mata pencahariannya. Namun apa jadinya jika harapan itu tak seindah kenyataan? Saat panen raya harga gabah selalu tak stabil bahkan jauh merosot.
Seperti yang dikeluhkan Pak Ari (53 tahun), petani asal Desa Tulungrejo, Kecamatan Sumberrejo saat panen bareng NasDem Bojonegoro.
“Rugi Mas, tapi bagaimana lagi, ya karena persoalan petani sangat komplek, mulai awal tanam hingga panen selalu ada hambatan yang membuat biaya semakin tinggi, namun saat panen harganya terus turun,” ungkap pria ini, Sabtu (27/2/2021).
Petani ini mengungkapkan, mulai dari awal masa tanam, petani membutuhkan benih unggul dengan harga lumayan, saat disemai diserang hama Tikus, saat sudah ditanam, pupuk menjadi langka akhirnya membeli pupuk non-subsidi yang harganya mahal. Pak Ari juga mengeluhkan harga obat-obatan penyakit dan hama tanaman yang mahal, bahkan saat panen seperti sekarang setiap hari harga terus turun. Dirinya juga berterimakasih kepada NasDem yan9g telah menyumbangkan ratusan glangsing (zak NasDem) dan air mineral saat musim panen ini.
“Mosok panen baru mulai, tiap hari harganya turun Mas, jan-jane piye tho, ini tinggal 3500 lepas Blower,” keluh Eka Saputra seorang Penebas Padi asal Sumberrejo.
Sementara itu, anggota DPRD Dapil Bojonegoro 2, Ahmad Suyono yang juga turun ke sawah panen bareng petani mengaku trenyuh dengan nasib petani akhir-akhir ini.
“Pemerintah harus serius hadir di tengah kegelisahan petani saat ini. Karena sektor pertanian terbukti paling kuat bertahan di masa pandemi Covid-19 ini,” harap politisi NasDem ini.
Menurutnya, kehadiran pemerintah harus terus berpihak pada nasib petani, bagaimana memberikan solusi terbaik bagi setiap kesulitan mereka. Ahmad Suyono mengatakan jika partainya sudah berusaha mati-matian membantu petani untuk mentas dari segala masalah meski hasilnya belum optimal.
“Diawal musim kita sudah bergerak, memberantas hama tikus dengan gropyok, berbagi rumah burung hantu hingga sekolah lapang penyemprotan hama, namun terkait harga gabah yang rendah tentu ini perlu kehadiran pemerintah,” ungkapnya.(BK)