BOJONEGORO – Harga beras pada masa panen musim tanam kedua di Kabupaten Bojonegoro sekarang ini terus merosot. Kondisi ini dikeluhkan beberapa pemilik usaha Penggilingan Padi (Huller Padi) di wilayah Kecamatan Sukosewu.
Seperti yang disampaikan Suwarno (55 tahun), warga Desa Sidodadi, Kecamatan Sukosewu kepada media ini karena merasakan imbas langsung turunnya harga beras hingga Rp.6 ribu rupiah di penggilingan padi.
“Sepertinya pemerintah daerah tutup mata soal turunnya harga beras ini,” ungkap Suwarno mewakili pemilik Huller Padi wilayah Sukosewu, Senin (13/6/2022).
Menurutnya, usaha pengilingan padi diwilayahnya saat ini benar-benar mati kutu. Suwarno mengatakan jika harga gabah yang tinggi, jika tidak disertai harga beras yang stabil tentu menyusahkan pihaknya yang konsen memproduksi beras.
“Kami tidak bisa lagi memproduksi beras karena harga beras sangat-sangat murah padahal harga gabah begitu tinggi. Sementara produksi beras yang kami lakukan kesulitan saat menjualnya,” ungkap pria ini.
Pihaknya berharap, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Bulog dapat hadir dalam masalah ini, sehingga semuanya bisa normal dan stabil, baik harga gabah maupun harga beras, sehingga mulai petani, huller padi hingga pengusaha beras bisa tetap bertahan. (cipt/red)