BOJONEGORO – Hewan pengerat yang satu ini kini semakin menjadi momok menakutkan bagi petani di wilayah Kabupaten Bojonegoro. Betapa tidak, berbagai cara telah dilakukan oleh warga hingga instansi terkait untuk membasminya, namun tetap saja sulit untuk diperangi. Itulah Tikus, beberapa tahun terakhir memang menyita banyak perhatian petani karena telah menjadi hama yang berat untuk ditangani.
Namun desa ini punya cara unik untuk memberantasnya yakni dengan berburu ramai-ramai alias Gropyok, hasilnya dibeli oleh pemerintah desa dengan harga Rp. 1000,-/ekor. Kegiatan ini dilakukan oleh Desa Tumbrasanom, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro mulai hari ini, Jum’at (25/12/2020) dan seterusnya.
Berdasar Surat Edaran hasil Musyawarah Desa bersama BPD, Kelompok Tani dan usulan warga masyarakat, untuk mengurangi dan mengatasi Hama Tikus di Desa Tumbrasanom, maka diputuskan beberapa hal yakni, mengadakan gropyok Tikus secara bersama-sama mulai Jum’at, 25 Desember 2020 sampai batas waktu yang belum ditentukan, khusus gropyokan Hari Jum’at dimulai pukul 07.00 sampai dengan selesai, Setiap ekor Tikus akan mendapatkan ganti uang Rp. 1000,- dengan menyetorkan bukti ekor (2-3 centimeter) pada panitia yang ditunjuk dan agar Ketua Kelompok Tani dan Ketua RT dapat menginformasikan Surat Edaran kepada semua warga diwilayahnya untuk bersama-sama berpartisipasi dalam kegiatan ini.
“Setidaknya gropyok ini bisa mengurangi populasi Tikus disaat musim tanam ini,” terang Sandi, Penyuluh Pertanian Kecamatan Kedungadem.
Menurutnya, akhir-akhir ini warga masyarakat mengeluh karena hama tikus begitu merugikan, maka Pemdes mengambil kebijakan geladak tikus bersama dan hasilnya di beli. Sementara, bagi yang mendapatkan di atas rata-ata diberikan bonus 500 ribu hingga tahap awal selama seminggu.
Seperti diketahui, kebijakan ini dikeluarkan oleh Desa Tumbrasanom karena hama Tikus yang sulit di brantas, tidak mempan diobati, dan sudah banyak cara lain di tempuh namun hasilnya nihil. Di Kabupaten Bojonegoro, baru-baru ini juga dikenalkan metode alami membasmi hama pengerat ini, yakni budidaya Koko Beluq yang dilaunching Bupati Bojonegoro beberapa waktu lalu di Kecamatan Kedewan. (cipt)